
Duterte Lawan Xi Jinping, Milisi Terjun ke Laut China Selatan

Jakarta, CNBC Indonesia - Filipina dikabarkan akan mengerahkan milisi maritim di dekat perairan sengketa dengan China, di Laut China Selatan (LCS).
Kepala angkatan laut Manila, Giovanni Carlo Bacordo, mengumumkan bahwa sekitar 240 milisi akan dikerahkan ke perairan Scarborough Shoal dan Kepulauan Spratly.
Milisi ini berisi nelayan dan warga non militer, yang bertugas melawan kehadiran nelayan China di wilayah itu. Milisi seperti ini sebelumnya telah dimiliki China dan Vietnam.
Meski begitu, Menteri Pertahanan Delfin Lorenzana mengaku pelaksanaan pengiriman milisi masih menunggu anggaran dari pusat. Kemungkinan dalam waktu dekat milisi akan segera diterjunkan.
Sejumlah pengamat, dikutip South China Morning Post (SCMP) menilai reaksi Filipina ini merupakan hasil ketegangan dengan China dua tahun terakhir. Meski menang di arbitrase internasional, China tetap berada di kawasan itu dengan konsep sembilan garis putus-putus.
Filipina juga menghadapi tekanan domestik untuk melindungi nelayan lokal. Tahun lalu 100 perahu nelayan China berkumpul di dekat Pulau Thitu Filipina.
"Mungkin tepat untuk melihat milisi maritim sebagai bagian dari pendekatan 'seluruh bangsa' atau 'seluruh masyarakat' dalam mengamankan kepentingan maritim nasional," kata peneliti dari S Rajaratnam School of International Studies di Nanyang Technological Singapura, Collin Koh.
Sebelumnya, perlawanan pemerintahan Presiden Rodrigo Duterte ke China juga dilakukan dengan mengizinkan kontraktor melanjutkan pengeboran sumber daya energi di wilayah sengketa LCS. Hal tersebut dikatakan sebagai hak ekonomi Filipina.
"Kami percaya China akan menghormati keputusan kedaulatan kami. Saya yakin mereka juga ingin kami sukses secara ekonomi," kata Menteri Luar Negeri Alfonso Cusi, sebagaimana ditulis Nikkei Asia Review akhir pekan kemarin.
Sebelumnya kedua negara melakukan moratorium enam tahun eksplorasi migas karena sengketa wilayah. Namun moratorium dicabut langsung Duterte.
Kementerian Energi Filipina mengharapkan US$ 25 juta dalam investasi awal setelah pengeboran dilanjutkan. Sebuah perusahaan Inggris yang didukung Filipina memang sudah memegang kontrak eksplorasi di Rees Bank, wilayah kaya minyak namun terkendala karena 'gangguan' kapal-kapal China.
LCS adalah laut kaya sumber daya alam. LCS memiliki sepertiga dari total keanekaragaman laut di dunia yang berkontribusi terhadap 10% dari total tangkapan ikan di planet bumi.
Menurut CFR, di LCS ada sekitar 900 triliun kaki kubik gas alam. American Security Project menyebutkan bahwa cadangan gas di LCS mencapai 266 triliun kaki kubik dan menyumbang 60% - 70% dari total cadangan hidrokarbon teritori tersebut.
(sef/sef) Next Article Video: Kian Agresif, Filipina Mau Bangun Pulau di Laut China Selatan
