Ganjar Sebut Tangani Covid Pakai Rem Mendadak, Ekonomi Hancur

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
24 October 2020 21:07
Infografis: Semarang Tertinggi, Banjarnegara Terendah Berikut daftar UMK di Kabupaten/Kota se-Jateng
Foto: Infografis/Semarang Tertinggi, Banjarnegara Terendah Berikut daftar UMK di Kabupaten/Kota se-Jateng/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku enggan melakukan aturan penguncian (lockdown) maupun Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSSB) di wilayahnya, sebab hal ini akan merusak ekonomi. Hal berbeda pernah dilakukan oleh Pemprov DKI Jakarta yang melakukan rem darurat melakukan PSBB dari PSBB transisi beberapa waktu lalu.

"Karena kami tidak PSBB dan ekonomi tetap berjalan, maka ini memang complicated, kalau kita rem mendadak, dugaan saya ini tabrakan semua. Ekonomi hancur. Sekarang saja minusnya Jateng di angka 5,9%, plus minus 0 koma sekian lah," kata Ganjar dalam webinar Kompas Talks bersama Kagama dengan tema Strategi Indonesia Keluar dari Pandemi: Vaksin Covid-19, Sabtu (24/10/2020).

Namun bukan tanpa sebab Ganjar enggan melakukan lockdown atau PSBB. Sebelumnya ia sudah melakukan beberapa skenario, dan bagaimana hal itu berjalan.

Jika ia menerapkan aturan lockdown wilayah, maka yang terjadi adalah dari sumber daya, sistem transportasi untuk logistik tidak akan cukup untuk seluruh masyarakat Jateng.

"Saya berada dalam kesimpulan: ini tidak akan cukup. Karena berapa lama kita di rumah saja itu belum pasti," katanya.

Sebaliknya, Ganjar menggunakan bottom-up policy atau dengan lokalitas, yakni meminta para warga di tiap-tiap wilayahnya untuk saling menjaga satu sama lain.

"Ini saya berikan special treatment karena kita tahu pengaturannya dan pendekatannya harus khusus, karena sensitivitasnya khusus," katanya.

"Kita butuh edukasi dan butuh cerewet. Untuk mengedukasi, saya terpaksa menjadi YouTuber mengundang pakar virologi, kiai, serta dokter untuk menjelaskan," katanya.

"Proses inilah yang kemudian kita lakukan dan akhirnya pada saat kita mulai mengeksekusi dari sisi politik anggaran yang bisa kita keluarkan, maka pada saat itu saya mulai berpikir, kira-kira kalau kita mau me-manage ini semua dan semua bisa kena, sekali mendayung 2-3 pulau terlampaui, maka mulai lah melakukan politik kesehatan," katanya.

Jateng kini memiliki total 31.302 kasus terjangkit, dengan 1.645 kasus meninggal, dan 25.538 pasien berhasil sembuh per Sabtu (24/10/2020), menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Tegal Sempat Lockdown, Kini Zona Merah

Gubernur Jawa Tengah GanjarPranowo menjelaskan hingga kini hanya Kota Tegal saja yang masih menjadi zona merah penularan virus corona (Covid-19) di wilayahnya. Status zona merah berdasarkan data hasil analisis mingguan Satgas Covid-19 dari 5-11 Oktober 2020. Kota Tegal termasuk yang sempat 'curi start' melakukan 'lockdown' saat di awal pandemi Maret lalu.

"Sejauh ini hanya Kota Tegal saja yang masih jadi zona merah," katanya.

Meskipun begitu, wilayah lain di Jateng bisa bisa bergerak dengan leluasa, sehingga ekonomi wilayah masih bisa berputar di tengah pandemi Covid-19.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ganjar Sempat Bingung Soal Covid: Tanya Corona Punya Sayap?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular