
Alamak! Resesi Makin Parah, Ekonomi Prancis Tambah Minus

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Ekonomi Bruno Le Maire mengatakan ekonomiĀ Prancis dapat menyusut kembali dalam tiga bulan terakhir pada tahun 2020. Pertumbuhan ekonomi yang negatif terjadi akibat aturan jam malam yang diberlakukan oleh pemerintah untuk mengendalikan gelombang kedua virus corona (Covid-19).
"Pada kuartal keempat, kami berisiko melihat tingkat pertumbuhan negatif," kata Le Maire kepada radio Europe 1 pada Jumat (23/10/2020), dikutip dari AFP.
"Tetapi dengan cara yang sama, saya dapat mengatakan bahwa ekonomi Prancis akan mengalami rebound yang kuat pada tahun 2021, dan pertumbuhan akan kembali ke level 2019 pada tahun 2022."
Kontraksi terjadi juga terjadi setelah banyak negara ekonomi terkemuka terjun ke dalam jurang resesi karena aturan penguncian (lockdown) di seluruh dunia pada awal pandemi.
"(Ini) tidak mengherankan," kata Le Maire.
Namun Le Maire menjelaskan risiko pertumbuhan negatif pada akhir tahun 2020 telah diperhitungkan dalam perkiraan pemerintah secara keseluruhan untuk kontraksi produk domestik bruto (PDB) sepanjang tahun ini.
"Kami tahu bahwa pandemi bisa muncul lagi dan karena ada banyak ketidakpastian internasional," katanya.
Sehari sebelumnya, Perdana Menteri Prancis Jean Castex mengatakan bahwa aturan jam malam yang awalnya direncanakan untuk sembilan kota besar, termasuk Paris, akan diperpanjang untuk mencakup sebanyak 54 departemen berbeda di seluruh negeri, mempengaruhi 46 juta orang secara keseluruhan.
Pada saat yang sama, perdana menteri juga mengumumkan bahwa paket dukungan ekonomi juga akan diperpanjang.
Prancis kini menduduki peringkat ke-7 dengan kasus corona terbanyak di dunia, yakni 999.043 kasus terjangkit, 34.210 kasus kematian, dan 108.599 pasien berhasil sembuh, menurut data Worldometers.
Sebelumnya Prancis memasuki resesi setelah dalam basis tahunan (yoy) ekonom minus dua kuartal berturut-turut. Dari trading economics, Ekonomi di kuartal I 2020 tercatat -5,7% sedangkan di kuartal II -18,9%.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dampak Corona, PDB Prancis Diramal Anjlok 20% di Q2