
Internasional
Aduh! Ekonomi Prancis Diramal Terkontraksi -11%
Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
02 June 2020 16:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona (COVID-19) tak henti-hentinya memberikan dampak buruk terhadap perekonomian negara-negara dunia. Salah satunya negara di daratan Eropa, Prancis.
Bahkan dalam pernyataannya Selasa (2/6/2020), Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire meramalkan bahwa perekonomian negara itu bakal terkontraksi atau tumbuh -11% tahun ini. Angka tersebut lebih buruk dari perkiraan pemerintah sebelumnya, di mana ekonomi terkontraksi atau tumbuh -8%.
"Kejutannya sangat brutal," kata Le Maire kepada radio RTL, sebagaimana dikutip dari AFP. Namun Le Maire mengatakan bahwa ia benar-benar yakin bahwa Prancis akan bangkit kembali pada tahun 2021.
Penutupan bisnis dan perintah aturan penguncian (lockdown) untuk menghentikan pandemi COVID-19 telah membuat ekonomi berjalan sangat lambat. Ia pun memperingatkan bahwa bagian tersulit belum dilalui negara itu.
Pekan lalu, badan statistik resmi INSEE juga memperingatkan potensi kontraksi ini. Badan itu juga mengatakan angkanya akan lebih dari yang diramalkan sebelumnya.
Sementara itu, pemerintah sudah meluncurkan serangkaian paket bantuan besar-besaran, lengkap dengan miliaran euro untuk sektor-sektor utama. Mulai dari pariwisata, industri otomotif, dan penerbangan, guna menjaga perekonomian tetap terapung dan merencanakan program besar pada bulan September guna mempercepat pemulihan.
Pejabat secara progresif mengurangi pembatasan yang diberlakukan untuk menekan angka wabah. Le Maire juga mengumumkan bahwa penjualan pertengahan tahun tradisional oleh pengecer akan dibuka kembali pada 15 Juli, bukannya 24 Juni.
Le Maire mengatakan penundaan telah diminta oleh pemilik usaha kecil yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri setelah menutup usaha selama lebih dari dua bulan.
Prancis kini berada di posisi ke-8, sebagai negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia. Ada 189.220 kasus di mana 28.833 korban meninggal dan 68.440 pasien berhasil sembuh sejauh ini.
(sef/sef) Next Article Gegara Corona, Aktivitas Ekonomi Perancis Turun 27% di April
Bahkan dalam pernyataannya Selasa (2/6/2020), Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire meramalkan bahwa perekonomian negara itu bakal terkontraksi atau tumbuh -11% tahun ini. Angka tersebut lebih buruk dari perkiraan pemerintah sebelumnya, di mana ekonomi terkontraksi atau tumbuh -8%.
Penutupan bisnis dan perintah aturan penguncian (lockdown) untuk menghentikan pandemi COVID-19 telah membuat ekonomi berjalan sangat lambat. Ia pun memperingatkan bahwa bagian tersulit belum dilalui negara itu.
Pekan lalu, badan statistik resmi INSEE juga memperingatkan potensi kontraksi ini. Badan itu juga mengatakan angkanya akan lebih dari yang diramalkan sebelumnya.
Sementara itu, pemerintah sudah meluncurkan serangkaian paket bantuan besar-besaran, lengkap dengan miliaran euro untuk sektor-sektor utama. Mulai dari pariwisata, industri otomotif, dan penerbangan, guna menjaga perekonomian tetap terapung dan merencanakan program besar pada bulan September guna mempercepat pemulihan.
Pejabat secara progresif mengurangi pembatasan yang diberlakukan untuk menekan angka wabah. Le Maire juga mengumumkan bahwa penjualan pertengahan tahun tradisional oleh pengecer akan dibuka kembali pada 15 Juli, bukannya 24 Juni.
Le Maire mengatakan penundaan telah diminta oleh pemilik usaha kecil yang membutuhkan lebih banyak waktu untuk mempersiapkan diri setelah menutup usaha selama lebih dari dua bulan.
Prancis kini berada di posisi ke-8, sebagai negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia. Ada 189.220 kasus di mana 28.833 korban meninggal dan 68.440 pasien berhasil sembuh sejauh ini.
(sef/sef) Next Article Gegara Corona, Aktivitas Ekonomi Perancis Turun 27% di April
Most Popular