BUMN Go Global

Uang Cetakan dari RI 'Keliling' Dunia, Pesawat CN-235 Laris!

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
22 October 2020 20:51
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (Dok. Kemenlu).
Foto: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi (Dok. Kemenlu).

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI membentuk Tim Percepatan Pemulihan Ekonomi (TPPE) untuk membantu pemerintah menangani dampak ekonomi dari pandemi Covid-19. Kemlu juga bekerja sama dengan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

Menteri Luar Negeri RI Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan kerja sama dengan BUMN guna mendukung upaya melakukan outbound investment dan masuk ke pasar global, atau yang disebut BUMN Go Global.

"Klaster yang sedang dijajaki saat ini adalah jasa konstruksi, industri ekstraktif, industri strategis, dan potensi ekspansi jasa operasional pembangkit listrik," kata Retno dalam media briefing yang berlangsung secara virtual, Kamis (22/10/2020).

Retno memaparkan, kini beberapa perusahaan BUMN berhasil masuk ke pasar besar. Seperti PT INKA yang mengirimkan 86 gerbong kereta api produksinya ke Bangladesh pada periode Oktober 2019 - Oktober 2020.

PT DI rencana pengiriman pesawat CN235-220 pada November 2020 ke Nepal. Perum Peruri yang mulai merealisasikan jasa percetakan uang asing Amerika Latin dengan nilai proyek 16,7 juta euro, dan adanya potensi kerja sama pertambangan serta infrastruktur di Afrika sebesar masing-masing US$ 20 juta dan US$ 258 juta.

"Dari pemetaan outbound investment satu tahun terakhir yang dilakukan Kemlu terdapat 285 perusahaan Indonesia dengan nilai mencapai US$ 14,3 miliar. Ini adalah aset Indonesia yang harus terus dikawal, difasilitasi dan dikembangkan," lanjut Retno.

Perusahaan Asing Antre

Selain itu, Kemlu juga bekerja sama dengan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dan perwakilan RI di luar negeri untuk melakukan one on one marking investasi guna melancarkan realisasi investasi.

"Dari upaya tersebut tercatat 16 perusahaan yang tengah dalam tahap penjajakan serius," imbuh Retno.

Retno memaparkan sudah ada perusahaan Korea untuk baterai dan mobil listrik dengan perkiraan nilai US$ 11 miliar, serta perusahaan Jepang dengan perkiraan nilai Rp 30,5 triliun yang masuk ke Indonesia.

Lima perusahaan telah mendaftarkan diri sebagai perusahaan baru di Indonesia dengan potensi realisasi nilai investasi sejumlah US$ 358 juta. Sementara, delapan perusahaan saat ini sedang mengurus berbagai perizinan di BKPM dengan potensi investasi US$ 796,7 juta.

Kini setidaknya ada tujuh perusahaan yang dikabarkan mulai profit atau menetas dengan nilai investasi US$ 915 juta.

Terakhir, Retno memaparkan ada beberapa perusahaan yang melakukan relokasi ke Indonesia, di antaranya dari Jepang, seperti Sagami Electric dengan nilai investasi US$ 50 juta, dan menyerap kurang lebih 6.500 tenaga kerja.

Selain itu perusahaan Panasonic, dengan nilai investasi US$ 30 juta, diperkirakan sudah menyerap sekitar 1.940 tenaga kerja.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saat Ahok Umbar Aib Direksi Pertamina Sampai Bubarkan BUMN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular