RI Bisa Belajar dari China: Berantas Corona, Ekonomi Positif

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
20 October 2020 19:17
People wearing face masks to help curb the spread of the coronavirus ride bicycle during the morning rush hour in Beijing, Monday, Oct. 12, 2020. Even as China has largely controlled the outbreak, the coronavirus is still surging across the globe with ever rising death toll. (AP Photo/Andy Wong)
Foto: AP/Andy Wong

Jakarta, CNBC Indonesia - China menjadi satu dari sedikit negara yang mampu menghindari resesi, dan kini ekonomi Negeri Tirai Bambu tersebut berangsur pulih setelah dihantam gelombang pandemi virus corona (Covid-19).

Biro Statistik Nasional China melaporkan, produk domestik bruto (PDB) di kuartal III-2020 mengalami pertumbuhan positif 4,9% (yoy). Namun, menurut Reuters, ini masih lebih rendah dari konsensus pasar di mana ekonomi diprediksi tumbuh 5,2%.

Sebelumnya, pada kuartal I-2020, PDB China sempat kontraksi minus 6,8%. Namun kontraksi itu cuma terjadi satu kuartal. Pada kuartal II dan III, ekonomi China tumbuh positif masing-masing 3,2% dan 4,9%.

Dengan status sebagai perekonomian terbesar kedua di dunia, pertumbuhan positif China dinilai akan membawa dampak untuk negara-negara lain. Permintaan China akan meningkat sehingga ekspor berbagai negara akan terangkat, termasuk Indonesia.



Melihat hal ini, ekonom internasional sekaligus Deputi Direktur Jenderal ADB, Edimon Ginting, meminta Indonesia belajar dari China, dengan menyelesaikan kasus corona agar ekonomi RI dapat tumbuh secara positif.

"(Kasus di China) menunjukkan bahwa Covid-19 harus beres dulu, baru ekonomi bisa positif. Ini menjadi pelajaran penting bagi Indonesia untuk kita bisa menjadi lebih baik. Kalau Covid-19 masih ada di situ, konsumsi masyarakat akan tertahan," kata Edimon kepada CNBC Indonesia melalui saluran telepon, Selasa (20/10/2020).

Namun menurut Edimon, Indonesia tidak bisa mengikuti cara China yang membuat aturan penguncian (lockdown) secara nasional, karena kasus positif Covid-19 di Indonesia sudah terlanjur banyak.

"Kita sudah belajar. Lebih baik lakukan lockdown mini atau pribadi, seperti lakukan social distancing, gunakan masker, dan gunakan face shield, lalu cuci tangan atau pakai hand sanitizer," tuturnya.



Cara masyarakat menyikapi Covid-19, menurut Edimon, menentukan arah bagi perekonomian Indonesia di tengah pandemi. Dengan masyarakat yang disiplin terhadap protokol kesehatan, dan memiliki inisiatif untuk menghindari penularan, menjadi cara paling penting dan paling murah agar perekonomian negara terus jalan dan tumbuh.

"Selain itu frontliner sekarang bukan hanya petugas kesehatan seperti dokter, bukan, tetapi masing-masing dari masyarakat kita yang harus menjaga diri agar bisa menaikkan perekonomian kita," katanya.

Edimon menekankan, masyarakat harus aktif dalam menjalankan protokol kesehatan, dengan setidaknya menghindari acara kumpul-kumpul. Selain itu ia juga meminta kerja sama antara pemerintah dan masyarakat untuk terus melakukan testing dan tracing agar.

"Kalau kita sudah tau siapa-siapa saja yang kena, mereka bisa diisolasi dengan cepat. Lockdown mini lah istilahnya. Jadi balik ke diri sendiri untuk bisa membantu perekonomian Indonesia," tambahnya.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat kasus corona per Selasa sebanyak 368.842 kasus terjangkit, bertambah 3.602 dalam sehari. Sementara kasus meninggal dunia ada 12.734 orang, dengan 293.653 pasien berhasil sembuh.


(wed/wed)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jatuh di Jurang Resesi Setelah 60 Tahun, Asia Hancur Lebur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular