Duduk Perkara Molornya Proyek MRT Jakarta Fase 2A

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
20 October 2020 12:07
Sejumlah kendaraan motor dan mobil melintas di jalur sosialisasi ganjil-genap di Jl Panglima Polim arah Jl Sinsingamangaraja, Jakarta, Rabu (7/8). Perluasan ganjil-genap mulai disosialisasikan hari ini (7/8/2019) dan akan berlangsung hingga 8 September 2019. Usai masa sosialisasi berakhir, kebijakan itu berlaku penuh mulai 9 September 2019. Jl Panglima Polim, Fatmawati merupakan salah satu rute baru dari daftar rute yang diterapkan ganjil-genap. Ganjil-genap berlaku pada Senin-Jumat, kecuali hari libur nasional, pada pukul 06.00-10.00 WIB dan 16.00-21.00 WIB. Kendaraan dengan nomor pelat ganjil beroperasi pada tanggal ganjil, sedangkan kendaraan dengan nomor pelat genap beroperasi pada tanggal genap. Aturan tersebut berlaku untuk kendaraan roda empat, untuk kendaraan bermotor masih bisa melewati jalur tersebut. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: MRT Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek MRT Jakarta fase 2A dipastikan molor akibat proses pengadaan yang berkali-kali mengalami kegagalan. Dari semua paket, saat ini baru CP201 yang proses konstruksinya sudah berjalan.

Adapun paket lainnya, yakni CP202, CP203, CP205, dan CP206 masih terkendala di proses lelang tender. Hal ini membuat pemerintah Indonesia dan pemerintah Jepang harus melakukan koordinasi dan penjajakan tingkat tinggi.

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menegaskan bahwa minat kontraktor Jepang terlibat dalam proyek ini sangat minim. Karena itu, dia mengusulkan adanya peluang yang disetujui bersama antara Jepang dan Indonesia untuk melibatkan kontraktor lain dari luar Jepang.

"Selama ini kontraktor utamanya harus Jepang. Sehingga kalau paketnya susah atau risikonya tinggi, kontraktor utama dari Jepang ini memang menjadi kurang berminat. Karena minat kontraktor utama menjadi kurang, nilai nawar dari kontraktor itu menjadi sangat tinggi dalam proses pengadaan," katanya dalam jumpa pers virtual, Senin (19/10/2020).

Karena itu, ia mendorong adanya komitmen dan political will dari pemerintah Jepang untuk bersama-sama dengan pemerintah Indonesia mempercepat proyek MRT Jakarta ini. Menurutnya, proyek ini punya nilai penting bagi hubungan kedua negara.

"Ini adalah proyek strategis nasional dan merupakan kebanggaan Indonesia, tetapi juga project kebanggaan Jepang juga. Sehingga dengan situasi seperti ini kami melihat yang kurang teman-teman kontraktor tadi untuk ikut berpartisipasi di fase kedua ini," ungkap William.

Dengan kondisi ini, apakah pemerintah RI dan Jepang akan bercerai dalam proyek ini? William menegaskan bahwa kerja sama antara Indonesia dan Jepang sejauh ini masih berlanjut. Hanya saja, ia terus mendorong keterlibatan Jepang, karena ini adalah simbol proyek strategis kemitraan Indonesia dan Jepang.

"Karena ini proyek strategic kemiteraan Indonesia dan Jepang, kita ingin proyek ini sukses. Tapi kalau dia berkepanjangan tentu nggak sukses dong. Oleh karena itu kita ingin semua pihak mendorong, mendukung," katanya.

Menurutnya, proyek ini tidak bisa hanya dikerjakan oleh MRT Jakarta sendiri. Tetapi harus ada dukungan dari pemerintah.

"Dan kami sudah melakukan upaya upaya dengan mendekati Pemerintah Indonesia dan Jepang untuk mendorong kontraktor Jepang ini untuk berpartisipasi. Jadi sama sekali tidak berhenti. Kita ingin percepatan MRT fase kedua ini dengan memastikan bahwa kontraktor kontraktor Jepang atau pasar Jepang itu meningkatkan minatnya untuk ikut berpartisipasi," ujarnya.



Pengadaan kereta
Tak cuma mengalami kendala pengadaan konstruksi fisik, tetapi juga pengadaan kereta. Sejumlah penawaran yang dilakukan MRT Jakarta menunjukkan bahwa produsen kereta Jepang tak berminat mengambil pekerjaan di Indonesia.

Setidaknya, hal itu terjadi pada saat market sounding pertama paket CP206, pada 26 Februari 2020. Paket ini meliputi pengadaan rolling stock atau gerbong kereta MRT Jakarta. Saat itu, MRT Jakarta menawarkan pekerjaan 6 train set atau rangkaian kereta.

Hasilnya, market merespons ketidaktertarikannya terhadap tawaran itu. Demikian juga pada market sounding kedua pada Juli-Agustus 2020. Kali ini, MRT Jakarta mengusulkan optimasi pengadaan menjadi 14 rangkaian kereta dan digabung dengan rencana Fase 2B.

Market sounding kedua ini yang dilakukan secara virtual dengan calon manufaktur dan perusahaan dagang (trading company). Hasilnya tidak lebih baik, sebab manufaktur dan perusahaan dagang merespon negatif karena semua pihak menyatakan tidak tertarik dengan rencana pengadaan jumlah kereta serta gap jadwal antara Fase 2A dan Fase 2B. Alhasil, pada September 2020 MRT Jakarta mengajukan permohonan dukungan kepada JICA.

"Kami bersurat kepada JICA meminta dukungan Pemerintah Jepang untuk mendorong partisipasi market Jepang," kata William Sabandar.

Kini, pihaknya menunggu respons JICA dan Market. Dikatakannya, market sounding lanjutan akan dilakukan oleh JICA ke market mengenai pengadaan gabungan Fase 2 dan 2B, dengan bantuan pendekatan G to G mulai Oktober 2020. Adapun target memulai tender ditetapkan pada Desember 2020.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Silvia Halim, menambahkan bahwa ada sederet alasan para produsen kereta Jepang tak tertarik dengan tawaran MRT Jakarta.

"Ini berhubungan dengan pembuat kereta ya. Jadi beberapa contoh proyek yang diquote oleh para trade maker atau manufactur waktu kita melakukan market sounding atau briefing itu adalah Tokyo Olympic 2020. Jadi pada saat kita masuk mereka masih sibuk dengan itu," ujarnya.

Selain itu, ada banyak proyek lain yang dikerjakan perusahaan Jepang di luar Indonesia. Seperti di Manila, Filipina, yang melakukan pesanan kereta berjumlah ratusan.

"Manila itu saja pesan 300 kereta dan juga ada beberapa proyek dan pemesanan dari US. Dan itu baru sebagian yang saya sebutkan, itu membuat market Jepang occupied, dan ditambah lagi order kita yang kecil lah dibanding dengan order-ordernya mereka. Jadi itu membuat ketidak tertarikan mereka terhadap proyek MRT ini," kata Silvia.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mulai Operasi 2025, Begini Progres Pembangunan MRT Fase 2A

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular