
Jepang Tak Minat, MRT Jakarta Tahap II Digarap China?

Jakarta, CNBC Indonesia - Proyek MRT Jakarta fase 2A bawah tanah dari Bundaran HI-Harmoni mengalami beberapa kali gagal lelang. Alasannya, kontraktor Jepang kurang tertarik dengan sejumlah penawaran paket proyek, mulai dari konstruksi hingga pengadaan kereta. Sedangkan ketentuan kontrak pembiayaan MRT Jakarta mensyaratkan melibatkan pihak Jepang.
Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar dalam diskusi virtual, Senin (19/10/2020) menjelaskan bahwa proyek MRT Jakarta Fase II ini didanai oleh pemerintah Jepang melalui Japan International Cooperation Agency (JICA), mekanisme yang dipakai adalah STEP Loan atau Tied Loan.
Hal ini membuat proyek ini hanya bisa digarap oleh perusahaan Jepang sebagai kontraktor utama. Dengan tak adanya minat perusahaan Jepang, kini dia mengusulkan agar proyek ini bisa digarap perusahaan dari negara lain.
"Kalau ketentuannya memang karena mekanismenya tied loan memang harus dari Jepang kontraktornya Memang persyaratan loan ini mengharuskan kita kontraktor utamanya Jepang," ungkapnya.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim menambahkan bahwa jika perusahaan negara lain punya kesempatan, maka proyek MRT Jakarta bakal jadi rebutan. Sejauh ini, ia mengaku sudah ada rayuan dari sejumlah negara.
"Kita yakin kontraktor nasional itu akan berminat, karena sampai saat ini udah banyak nih kontraktor-kontraktor dari China, dari Korea ataupun dari negara lainnya yang udah nanya nanya, what is the next MRT project yang bisa masuk dan terlibat," urainya.
Hanya saja, langkah ini belum diambil karena lagi-lagi masih terikat dengan mekanisme loan JICA. Opsi yang kini sedang dibahas adalah penunjukan langsung yang sedang digodok pemerintah Indonesia dan Jepang.
William Sabandar menambahkan lagi bahwa tak hanya kontraktor Jepang yang mampu menggarap MRT. Kontraktor nasional juga punya kemampuan jika diberikan kesempatan.
"Tadi disebutkan misal China, Korea, negara-negara seperti Inggris yang minat. Tapi jangan lupa ada kontraktor nasional selama ini sudah mengerjakan baik paket 1 maupun paket 2. Kalau fisik itu kan kita sudah memiliki pengalaman di fase 1 ada Wijaya Karya, kemudian ada Hutama Karya, ada Jaya Konstruksi, Adhi Karya. Kalau sistem kereta kita punya INKA, jadi sebenarnya kita cukup teratasi ya," bebernya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Molor Imbas Pandemi,MRT Fase II Diproyeksi Selesai Maret 2025