Ribuan Mobil Tak Laku Di-PHP Pajak 0%, Pesanan Banyak Batal!

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
16 October 2020 12:57
Petugas melakukan pengecekan fisik kendaraan sebelum di kirimkan ke pelanggan di Dealer Honda Sawangan, Depok, Jawa Barat (17/9/2020). Kementerian Perindustrian mengusulkan relaksasi pajak pembelian mobil baru sebesar 0 persen atau pemangkasan pajak kendaraan bermotor (PKB). (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Penjualan Mobil Baru (CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Wacana pajak 0% untuk pembelian mobil baru yang mulai menggelinding akhir Agustus 2020 lalu sampai medio Oktober belum juga terealisasi. Sialnya, bagi konsumen yang sudah telanjur kena 'harapan palsu' alias PHP, ada yang memilih membatalkan Surat Pemesanan Kendaraan (SPK).

Dampaknya terlihat pada penjualan mobil September 2020 ada jarak selisih penjualan yang cukup jauh antara wholesales (pabrik ke dealer) dan ritel (dealer ke konsumen), yakni berjumlah 5.192 unit. Penjualan wholesales tercatat 48.554 unit sedangkan ritel hanya 43.362 unit.

Sekjan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Kukuh Kumara mengatakan soal selisih yang besar antara wholesales dan ritel memang dipicu adanya harapan konsumen pajak 0% bakal terealisasi. Sehingga tak sedikit konsumen malas ke dealer dan bahkan yang sudah ke dealer dan memesan SPK, sebagian memilih membatalkan SPK.

"Ada yang baru SPK, baru tahu ada wacana pajak 0%, akhirnya deal nggak diteruskan. Selain itu, traffic (kunjungan ke dealer) turun ke dealer, menunda, nanti dulu deh. Ini dari laporan teman-teman pelaku di lapangan," kata Kukuh kepada CNBC Indonesia dikutip Jumat (16/10).

Ia mengatakan kondisi demikian makin diperparah saat di media sosial beredar estimasi-estimasi penurunan harga mobil baru bila pajak 0%, ada yang memperkirakan harga mobil baru dijual bisa di bawah Rp 100 juta.

"Sempat ramai ada hitungan harga sampai turun di bawah Rp 100 juta," katanya.

Kukuh menegaskan sebaiknya ketidakpastian ini harus segera diakhiri apapun caranya. Ia mengapresiasi dari upaya kementerian perindustrian (Kemenperin) yang sudah berani mengusulkan penghapusan pajak sampai 0% bagi mobil baru, artinya pemerintah peduli dengan industri.

"Kita harapkan segera ada kepastian apapun, waktunya hanya sedikit," katanya.

Ia mengakui ada kekhawatiran di kalangan dealer mobil di ujung tahun, biasanya stok makin menumpuk sebelum pergantian tahun. Ada fenomena tahunan, konsumen menahan pembelian mobil baru di akhir tahun karena lebih memilih produksi terbaru di tahun depan.

"Ada dampak akhir tahun, orang nggak beli mobil lagi. Kita ngeri-ngeri sedap juga nih," katanya.

Wacana pajak 0% diusulkan oleh Menperin Agus Gumiwang dan Gaikindo akhir Agustus 2020 lalu. Rencananya akan ada keringanan pajak BBNKB di daerah, hingga PPN dan PPnBM di kementerian keuangan. Skemanya akan berlaku sampai Desember 2020 sebagai upaya menyelamatkan pasar dan industri mobil dalam negeri terdampak pandemi covid-19.

Kementerian keuangan sudah menerima usulan itu pada September, tapi masih dikaji sampai kini, belum ada keputusan. Bila pajak ini terealisasi memang akan ada dampak pada harga mobil baru bisa lebih murah 30-45%.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ibarat Makanan, Pajak 0% Mobil Baru Sudah Hampir Basi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular