Wow! Cadangan Tembaga RI Termasuk 7 Terbesar di Dunia

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
16 October 2020 12:23
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia termasuk dalam kategori tujuh negara dengan cadangan tembaga terbesar di dunia, yakni berkontribusi sekitar 3% dari total cadangan dunia.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eko Budi Lelono. Dia mengatakan, total cadangan bijih tembaga Indonesia mencapai 2,63 miliar ton dan sumber daya sebesar 15,08 miliar ton. Sementara logam tembaga memiliki cadangan 23,79 juta ton dan sumber daya 48,98 juta ton.

"Provinsi dengan sumber daya tembaga terbesar ada di Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Aceh, dan Papua," tuturnya seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM pada Kamis (15/10/2020).

Meski masuk ke dalam tujuh cadangan terbesar di dunia, namun sayangnya pemanfaatan bijih tembaga belum banyak diolah sampai tahap hilir. Sampai saat ini Indonesia baru memiliki dua fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga yang telah beroperasi, yakni milik PT Smelting, perusahaan patungan antara PT Freeport Indonesia dan Mitsubishi, dan PT Batutua Tembaga Raya.

Smelter tembaga PT Smelting telah dibangun sejak 1996 di Gresik, Jawa Timur, dengan kapasitas olahan pasokan konsentrat tembaga sebesar 1 juta ton per tahun dan menghasilkan 300 ribu ton katoda tembaga per tahun.

Kini PT Freeport Indonesia juga tengah membangun smelter tembaga baru berkapasitas 2 juta ton konsentrat tembaga olahan per tahun di kawasan Industri Java Integrated Industrial and Port Estate (JIIPE), Gresik, Jawa Timur. Adapun perkiraan nilai investasi yang dibutuhkan untuk membangun smelter baru ini mencapai US$ 3 miliar.

Masih besarnya cadangan dan sumber daya tembaga di Indonesia membuat pemerintah terus mendorong pembangunan smelter guna meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan dan Tata Kelola Minerba Irwandy Arif mengatakan kewajiban dalam meningkatkan nilai tambah sudah tertuang di dalam Undang-Undang No.3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba). Oleh karena itu, pemerintah akan terus mendorong hilirisasi dari tembaga.

Dia mengatakan, tren ke depan kebutuhan dari katoda tembaga akan semakin meningkat, sehingga ini menjadi peluang untuk pembangunan proyek smelter tembaga.

Dampak lain dengan membangun smelter, imbuhya, yakni terserapnya tenaga kerja dalam negeri dan meningkatkan kapasitasnya.

"Kebutuhan tembaga ke depan naik, sehingga ada peluang meningkatkan smelter tembaga. Penyediaan tenaga kerja dalam negeri dan peningkatan kapasitasnya," jelasnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Beda dari Nikel, Kenapa Sih Industri Hilir Tembaga Gak Jalan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular