Internasional

Rapatkan Barisan Lawan China, Jepang Dekati RI & Vietnam?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
16 October 2020 11:03
Japan's new Prime Minister Yoshihide Suga speaks during a press conference at the prime minister's official residence Wednesday, Sept. 16, 2020 in Tokyo, Japan.  Suga, who was elected on Wednesday after gaining support for his pledges to pursue his predecessor Shinzo Abe's policies formed his 20-member Cabinet that retains many familiar faces, signaling continuation of Abe's line. (Carl Court/Pool Photo via AP)
Foto: Perdana Menteri Jepang Baru Yoshihide Suga. AP/Carl Court

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin baru Jepang, Perdana Menteri Yoshihide Suga, akan meningkatkan hubungan keamanan dengan Indonesia dan Vietnam. Ini dilakukan setelah meningkatnya ketegangan dengan China.

PM Suga, yang dianggap belum memiliki banyak pengalaman diplomatik, bakal menjadikan RI dan Vietnam sebagai tujuan perjalanan luar negeri pertamanya sejak menjabat pada September lalu. Suga akan mengunjungi kedua negara ASEAN itu dalam perjalanan empat hari mulai Minggu (18/10/2020).

"Saya pikir penting untuk menunjukkan ... kami lebih menekankan dan mementingkan wilayah itu dan kami tertarik pada situasi keamanan, terutama di Laut China Selatan," kata penasehat khusus Suga, mantan diplomat Kunihiko Miyake, dikutip dari Reuters, Jumat (16/10/2020).

Pengamat dari Rand Corporation's Center for Asia-Pacific Policy, Scott Harold, mengatakan pendekatan Jepang ini sangatlah 'tenang'. Jepang tegas memajukan kepentingannya tanpa harus meminta negara-negara untuk secara eksplisit melawan China.

Hal senada juga dikatakan pengamat dari ISEAS-Yusof Ishak Institute yang berbasis di Singapura Ha Hoang Hop. "Meningkatkan kerja sama pertahanan akan menjadi "poin kunci"," tegasnya.

Sementara itu, dikutip di laman yang sama, seorang pejabat Jepang lain membenarkan kerja sama militer ini. Namun enggan mengomentari bagaimana hasilnya.

Perjalanan Suga dilakukan pasca pertemuan Jepang dengan negara QUAD, yang terdiri dari AS, India dan Australia. Kelompok ini sebelumnya mengecam 'hegemoni' China di Asia dan rata-rata memiliki masalah dengan China.

Vietnam, dikatakan Hop bisa saja ikut kelompok ini karena bermasalah soal Pulau Paracels di Laut China Selatan (LCS) dengan China. Sedangkan Indonesia mungkin akan mengambil posisi netral meski tetap waspada karena China kerap masuk ke wilayah Natuna.

Kunjungan Suga juga bertepatan dengan upaya Jepang untuk mendiversifikasi rantai pasokannya dan mengurangi ketergantungan pada China. Jepang akan merelokasi kegiatan manufaktur-nya dan menempatkan lebih banyak di Asia Tenggara.

Sebelumnya China mengklaim 80% wilayah LCS dengan konsep sembilan garis putus-putus. Ini membuatnya bersitegang dengan sejumlah negara ASEAN.

Dengan negara QUAD, China juga memiliki masalah. Dengan AS, China bersitegang soal banyak hal mulai dari tarif perdagangan, elektronik, Hong Kong, Taiwan dan corona.

Jepang berkonflik soal kepemilikan Pulau Senkaku/Diaoyu sementara India panas dengan China dataran tinggi Ladakh. Australia juga mengalami boikot produk oleh China karena komentar soal corona.



(sef/sef) Next Article Wah, Prabowo & Menhan Jepang Sepakat Menentang China di LCS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular