
Usai Gaet China-Korea, RI PDKT Jepang Gabung Proyek Baterai

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan Mining Industry Indonesia (MIND ID) atau Inalum menyebutkan pihaknya juga tengah melakukan pembicaraan dengan calon investor asal Jepang untuk ikut berpartisipasi dalam proyek baterai kendaraan listrik di Indonesia, setelah dua perusahaan asal China dan Korea Selatan telah menyatakan minatnya untuk bergabung di proyek ini.
Direktur Utama MIND ID atau Inalum Orias Petrus Moedak mengatakan pihaknya masih terbuka bagi calon investor lain untuk turut berinvestasi di proyek baterai ini. Menurutnya, pembicaraan dengan Jepang sudah berlangsung, namun memang belum sejauh dengan China dan Korea.
Seperti diketahui, ada dua produsen baterai kendaraan listrik terbesar dunia yang menyatakan minat untuk berinvestasi di proyek pabrik baterai di Indonesia, yakni Contemporary Amperex Technology Co. Ltd (CATL) dari China dan LG Chem Ltd asal Korea Selatan.
"Kita ada pembicaraan dengan Jepang, tapi dua ini (CATL dan LG Chem) lebih maju. Kita lihat potensi dengan Jepang, tapi untuk sementara masih Korea dan China," ungkapnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (15/10/2020).
Lebih lanjut dia mengatakan bahwa Menteri BUMN Erick Thohir telah membentuk tim untuk pengembangan industri baterai kendaraan listrik sejak awal tahun dan diketuai oleh Komisaris Utama MIND ID Agus Tjahjana Wirakusumah.
"Sekitar Februari sebelum Covid-19 dan selama Covid-19 sudah lakukan banyak hal, bisa teman-teman tanyakan ke tim," ucapnya.
Sementara itu, Holding Indonesia Battery, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang akan menjalankan bisnis rantai pasokan baterai untuk kendaraan listrik, ditargetkan akan terbentuk dalam satu sampai dua bulan mendatang.
"Rencananya dalam 1-2 bulan sudah jadi itu PT (Indonesia Battery). Sedang dikerjakan dari bagian legal kami," ungkapnya.
Pihaknya kini juga tengah mengkaji lokasi pembangunan pabrik baterai ini. Ada tiga opsi lokasi yang akan dipilih yakni Sulawesi Tenggara, Halmahera, dan Papua.
"Dari teman-teman Antam akan menjelaskan detail dan juga dari tim yang dibentuk Pak Menteri akan melaporkan dan memutuskan di mana," ujarnya.
Pihaknya pun memperkirakan pembangunan pabrik baterai ini nantinya bisa dikerjakan hanya dalam kurun waktu dua sampai tiga tahun.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan usaha Indonesia yang memiliki kekayaan tambang berlimpah untuk melakukan hilirisasi industri minerba langsung mendapat respons bagus dari investor asing. Ini menjadi bukti bahwa kebijakan Indonesia sudah tepat.
"Dengan kehadiran investasi luar negeri untuk menunjang program nasional di industri ini, maka saya yakin aspek keberlanjutan akan terus berkembang dan kita semakin kuat dalam daya saing untuk mendukung ketahanan energi bagi Indonesia," ujar pendiri Mahaka Media ini.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 BUMN Bentuk Holding Indonesia Battery, Ini Peran PLN
