
Mulai Terkendali, 60% Kota Punya Kasus Covid-19 di Bawah 100

Jakarta, CNBC Indonesia- Satgas Penanganan Covid-19 mulai fokus pada penanganan kasus ke level yang lebih mikro terhadap 12 kabupaten/kota yang memiliki kasus aktif lebih dari 1.000 orang. Jumlah kasus aktif di 12 kabupaten kota ini sebesar 2,33% dari kasus aktif secara nasional.
Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 dr. Dewi Nur Aisyah mengatakan Satgas mencatat lebih dari 50% jumlah kasus aktif di Indonesia atau sebanyak 230 kabupaten memiliki kasus aktif 1-50 orang.
Dewi memaparkan sebanyak 32,3% atau 166 kabupaten kota memiliki kasus aktif 11-50 kasus, sementara ada 114 kabupaten kota atau 22,18% memiliki kasus aktif 1-10. Sementara sebanyak 106 kabupaten kota atau 20,43% kota 101-1.000 kasus aktif.
"Jadi sebenarnya kasus aktif di bawah 100 orang sebanyak 60-70% secara jumlah absolut kasus. Ini penting untuk melihat besaran masalah disebuah wilayah, berapa banyak yang harus didorong sembuh, atau berapa jumlah fasilitas kesehatan ataupun tenaga medis yang harus disiapkan," jelas Dewi dalam konferensi pers di Graha BNPB, Rabu (14/10/2020).
Di level kabupaten kota, ada sebanyak 14 kabupaten kota yang tidak tercatat kasus. Kemudian ada 248 kabupaten kota atau 48,25% yang kasus aktifnya di bawah rata-rata dunia 22%. Sementara yang berada di atas rata-rata dunia sebanyak 49,03% atau 252 kabupaten kota.
Dewi mengatakan dengan mengetahui angka-angka ini, dapat menjadi gambaran bagi satgas dalam penanganan dan pengendalian penularan, hingga memutus rantai penularan. Dengan begitu penambahan kasus dapat terus ditekan.
"Secara proporsi kasus aktif terus turun artinya orang yang sedang sakit dibagi dengan jumlah org terinfeksi 19,17%. Trennya terus turun sejak Maret hingga Oktober, harapannya tidak ada lagi kasus baru yang artinya terus turun," ujarnya.
Dia mengatakan ada 3 strategi untuk menekan jumlah kasus aktif yang masih tinggi. Pertama, adalah peningkatan 3M, yaitu memakai masker, mencuci tangan pakai sabun dan menjaga jarak. Menurutnya penting untuk menerapkan 3M dimana pun dan kapan pun. #pakaimasker, #jagajarak, dan #cucitangan pakai sabun adalah satu-satunya cara untuk mencegah penularan Covid-19 dari satu orang ke orang yang lain.
"Fokus utama adalah jangan sampai ada penambahan kasus baru. Maka kita haruskan gaungkan kembali kepatuhan 3 M," katanya.
Kedua, memaksimalkan 3T (testing, tracing, dan treatment), upaya testing dilakukan dengan memastikan jumlah laboratorium cukup untuk melakukan pengetesan dan juga terjangkau harganya.
Kemudian tracing dilakukan untuk membendung penularan yang terjadi di masyarakat. Adapun treatment dilakukan agar setiap pasien yang positif bisa sembuh kembali. "Fasilitas kesehatan harus siap dan kuat," kata dr. Dewi.
Ketiga, koordinasi Pusat dan antar daerah yang berjalan optimal. Apalagi tuturnya, ada daerah-daerah yang borderline seperti jabodetabek yang membutuhkan koordinasi antar pemda.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak