Cerita Prabowo yang 'Ngebet' Borong Jet Tempur Bekas Austria

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
14 October 2020 12:03
Infografis: Sederet Aksi Prabowo Subianto Sejak Jadi Menterinya Jokowi
Foto: Ilustrasi Prabowo Subianto (CNBC Indonesia/Arie Pratama)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar terbaru datang dari Austria. Salah satu media terkemuka di negara itu, Kronen Zeitung, memberitakan Menteri Pertahanan Republik Indonesia Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto Djojohadikusumo akan menemui Menteri Pertahanan Republik Austria Klaudia Tanner.

"Pekan depan kemungkinan akan ada pertemuan bersejarah di Kementerian Pertahanan Austria. Prabowo Subianto secara pribadi akan menemui menteri Klaudia Tanner untuk mendiskusikan kesepakatan pembelian Eurofighter Typhoon," tulis Kronen Zeitung seperti dikutip CNBC Indonesia, Rabu (14/10/2020).

Kronen Zeitung lantas melampirkan surat yang dikirimkan Prabowo kepada Tanner. Dalam surat tertanggal 8 Oktober 2020 tersebut, Ketua Umum Partai Gerakan Indonesia Raya itu mengucapkan terima kasih atas surat yang dikirimkan Klaudia tertanggal 4 September 2020. Surat itu berisi kesediaan Klaudia menegosiasikan pembelian 15 unit Eurofighter Typhoon.

"Sebagaimana yang saya sampaikan sebelumnya, kami sedang berupaya untuk melakukan pengadaan peralatan pertahanan vital untuk melindungi wilayah dan masyarakat Indonesia," tulis Prabowo.

Oleh karena itu, Prabowo mengungkapkan keinginan untuk melakukan courtesy call dengan Tanner.

"Saya akan berada di Vienna pada 20 Oktober 2020 dan kita dapat menggunakan kesempatan itu untuk mendiskusikan isu-isu pertahanan yang menjadi perhatian bersama," tulis Prabowo.

Menutup surat itu, Prabowo menyatakan kesediaan untuk terus memperkuat hubungan bilateral pertahanan antara kedua negara. Eks Danjen Kopassus TNI AD itu pun yakin kalau kerja sama pertahanan antara Indonesia dan Austria akan terus tumbuh dan berkembang.

Tanner merespons positif keinginan Prabowo. Ia mengaku sudah tidak sabar menemui Prabowo.

"Setelah kunjungan kehormatan, para ahli kami akan memulai diskusi yang lebih detail. Tujuan saya adalah mengeksplorasi semua kemungkinan sehingga kami dapat mengakhiri isu terkait Eurofighter Typhoon," ujar Tanner.

Seperti diketahui, pada 10 Juli 2020, Prabowo mengirimkan surat kepada Tanner perihal rencana pembelian 15 Eurofighter Typhoon. Sebagaimana dikutip dari newsabc.net, Senin (20/7/2020), Kementerian Pertahanan Austria mengkonfirmasi tentang keberadaan surat dari Prabowo. Sayangnya Austria enggan berkomentar lebih jauh mengenai surat yang dimaksud.

"Tolong izinkan saya untuk menghubungi Anda secara langsung mengenai masalah yang sangat penting bagi Republik Indonesia," kata Prabowo dalam surat tersebut.



"Untuk memodernisasi angkatan udara Indonesia, saya ingin mengadakan perundingan resmi dengan Anda untuk membeli semua 15 Eurofighter untuk Republik Indonesia," ujarnya mengutip keterangan pers tertanggal 10 Juli 2020.



Prabowo menyadari adanya persoalan terkait Eurofighter Typhoon di Austria.



"Namun demikian, saya yakin penawaran saya merupakan peluang bagi kedua belah pihak," ujar Prabowo.



Baru-baru ini, rencana Prabowo membeli 15 Eurofighter Typhoon menjadi salah satu sorotan dalam diskusi virtual yang diadakan Jakarta Defence Studies (JDS), Rabu (26/8/2020).



Ketua Harian Persatuan Industri Pertahanan Swasta Nasional (Pinhantanas) Mayor Jenderal TNI (Purn) Jan Pieter Ate mengkritik langkah Kemenhan yang berencana membeli alutsista bekas.



Menurut dia, jika kebijakan alutsista bekas lebih diprioritaskan, maka pertahanan Indonesia semakin tertinggal. Ate menyoroti, pembelian Eurofighter Typhoon yang diproduksi belasan tahun lalu. Fakta terbaru di Austria adalah jet tempur itu sudah tidak dipakai. Apabila dibeli untuk memperkuat TNI, maka kekuatan TNI bisa dipertanyakan.



"Indonesia kok beli bekas terus? Beli teknologi yang baru, supaya indhan (industri pertahanan) kita itu bisa catch up. Jadi kita bicara kita generasi keenam, stealth, big data, musuhmu itu nanti bukan lawan barang bekas, tapi datang bawa teknologi terbaru," kata Ate dikutip dari rilis JDS.



Pengamat Militer & Pertahanan Connie Rahakundini Bakrie juga buka suara mengenai rencana tersebut. Dia menjelaskan selama ini fungsi pengoperasian yang setara dengan spesifikasi Eurofighter Typhoon sudah dipenuhi Sukhoi 27/35. Dikatakan, Indonesia sudah punya pesawat jenis Sukhoi 27/35.



Karenanya, dia mempertanyakan langkah pemerintah mengincar 'barang bekas' dari Austria tersebut. Belum lagi, ada beban biaya operasional tambahan yang harus ditanggung.



"Fungsi Typhoon sebagai superiority fighters sudah dipenuhi oleh Sukhoi 27/35 yang kita sudah miliki. Mengapa tidak Kita beli saja lebih banyak lagi Sukhoi tersebut? Ini akan memurahkan dan memudahkan logistik dan operasional TNI AU," ujarnya kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/7/2020).



Dengan jenis yang sama, ada skala ekonomi yang bakal ditekan menjadi lebih murah. Asumsinya, belanja jenis serupa dengan jumlah besar, akan ada harga yang lebih murah.


"Jika Typhoon dipaksakan beli, maka siap-siap kita akan semakin rumit dalam sistem logistik dan semakin mahal operasionalnya. Sehingga saya memandang langkah membeli Typhoon bukan merupakan smart procurement (pengadaan yang cerdas)," kata Connie.



Dia menjelaskan, saat ini alutsista terutama pesawat tempur, sudah semakin beragam. Sayangnya, dia menyebut Indonesia belum punya standar militer untuk menuju platform centric warfare.



"Dimana-mana, semua pesawat tempur (fighter jets) terbagi menjadi dua kelas utama yaitu superiority fighter untuk air dominance dan multirole fighter yang berfungsi sebagai pesawat serang permukaan yang fungsi sekundernya Tempur udara," jelasnya.



Dikatakan, superiority fighter biasanya lebih berat, dengan mesin ganda yang kuat dan berbahan bakar banyak sehingga jelajahnya lebih jauh. Bobot senjatanya pun lebih berat.



Sementara multirole fighter biasanya pesawat yang jauh lebih ringan, termasuk senjata dan jelajah lebih terbatas. Namun pesawat ini lebih fleksibel dalam berbagai misi.



"Contoh dari pasangan fighters ini seperti F15 Eagle dan F16 Viper USAF, atau sekarang sudah mulai diganti dengan F22 Raptor dan F35 Lightning II,. Dari Russia ada pasangan Su27/30/35 Flanker/Terminator dan Mig 29/35 Fulcrum," kata Connie.


(miq/sef) Next Article Ini Update Kabar Prabowo Beli 15 Jet Tempur Bekas Austria

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular