Jakarta, CNBC Indonesia - Selama pandemi covid-19 yang membayangi Indonesia sejak awal Maret 2020, penjualan mobil domestik memang terus turun secara tahunan maupun bulan terutama pada Maret, April. dan Mei. Namun, sejak Juni 2020 mulai ada tanda perbaikan secara bulanan meski secara tahunan masih anjlok.
Puncaknya pada September 2020, penjualan mobil 2020 mencapai rekor setidaknya sejak Maret 2020. Penjualan mobil pada bulan lalu nyaris mendekati 50 ribu unit. Meski masih jauh dari rata-rata bulanan saat kondisi normal yang bisa mencapai 80-90 ribu unit.
Penjualan Mobil Semenjak Pandemi:
- Maret 76.800 unit
- April 7.871 unit
- Mei 3.551 unit
- Juni 12.623 unit
- Juli 25.283 unit
- Agustus 37.277 unit
- September 48.554 unit
Berikut gambaran pasar mobil di tengah pandemi pada September 2020:
Penjualan mobil bulan September 2020 lalu kembali melonjak dibandingkan bulan sebelumnya. Bahkan mencapai yang tertinggi di masa pandemi Covid-19 yaitu mencapai hampir 50 ribu unit. Secara tahunan memang masih ada penurunan, karena saat normal rata-rata penjualan mobil bisa sampai 80 ribu unit per bulan.
"Untuk wholesales (dari pabrik ke dealer) bulan September naik menjadi 48.554 unit atau naik 30%. Sementara ritel naik menjadi 43.362 unit atau ada peningkatan 15,2%," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara, kepada CNBC Indonesia, Selasa (13/10).
Penjualan September yang mencapai 48.554 unit, artinya meningkat dari bulan sebelumnya atau Agustus yang berada di 37.291 unit. Di bulan Juli, penjualan hanya menyentuh di angka 25.283 unit, bahkan jauh lebih baik di bulan sebelumnya hanya 12.623 unit.
Wacana pajak 0% bagi pembelian mobil baru cukup berdampak pada penjualan mobil di tingkat ritel. Konsumen masih ada yang berharap kebijakan itu terealisasi sehingga menunggu dieksekusi sehingga tak sedikit konsumen menahan pembelian pada bulan lalu.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengungkapkan penjualan mobil pada September 2020 ada jarak selisih penjualan yang cukup jauh antara wholesales (pabrik ke dealer) dan ritel (dealer ke konsumen), yakni berjumlah 5.192 unit. Ia menilai selisih tersebut terjadi karena konsumen masih menahan pembelian.
"Nampaknya ada dampak dari wacana (pembebasan pajak) 0% itu. Jadi kalau ritel kan di end user, mereka cenderung menahan," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (13/10).
Di masa pandemi Covid-19 ini, penjualan mobil papan atas di atas Rp 500 juta termasuk mobil mewah seharga miliaran rupiah masih diminati konsumen. Kondisi ini seolah jadi anomali di tengah kondisi pandemi dan resesi yang terjadi.
Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Kukuh Kumara mengungkapkan bahwa mobil dengan harga tinggi tetap terserap meski kondisi pandemi. Ia bilang segmen atas memang kondisi finansialnya tidak terlalu terganggu bila dibandingkan dengan masyarakat kebanyakan.
"Daya beli memang ada, tinggal mau spending atau nggak," katanya kepada CNBC Indonesia, Selasa (13/10).
Belum lama ini ada produk papan atas Sports Car Toyota GR Supra membuat fenomenal. Mobil Toyota GR Supra ini dibanderol Rp 2,158 miliar atau sekitar 10 kali harga Toyota Avanza, ternyata laris manis padahal baru dimasukan ke pasar Indonesia. Toyota GR Supra yang baru dirilis oleh Toyota Astra Motor (TAM) langsung ludes terjual.
Marketing Director PT Toyota-Astra Motor, Anton Jimmi Suwandy menjelaskan bahwa langkah TAM membawa New GR Supra ke Indonesia, sebagai bukti komitmen kami menghadirkan kendaraan terbaik untuk konsumen di semua segmen.
"New GR Supra adalah persembahan terbaik dari Toyota untuk penggemar sports car di mana pun berada, termasuk di Indonesia. Dari 12 unit yang dialokasikan untuk Indonesia, semuanya sudah habis terjual," kata Jimmi.