
Duh! 'Kanker' Sepi Penumpang Masih Gerogoti LRT Palembang

Jakarta, CNBC Indonesia - Light Rapid Transit Sumatera Selatan (LRT Sumsel) atau LRT Palembang yang masih sepi penumpang jadi perhatian khusus Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Persoalan ini sempat disinggung dalam sebuah webinar, Senin (12/10/2020).
"Aku juga pengen, webinar ini meningkatkan kesadaran masyarakat untuk pakai LRT. Kemarin aku diskusi dengan Pak Gubernur dan Pak Wali Kota tentang utilisasi LRT," ujar Budi Karya dalam webinar yang diselenggarakan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).
Sampai saat ini, LRT Palembang masih bergantung pada subsidi pemerintah pusat melalui APBN. Budi Karya pun menyebut sejumlah strategi untuk menarik minat masyarakat memakai moda transportasi umum itu.
"Untuk meningkatkan utilisasinya itu banyak cara yang bisa kita lakukan, apa caranya? Di antaranya kita melakukan kegiatan-kegiatan yang memberikan suatu pemberian khusus kepada PNS misalnya," katanya.
Tak tanggung-tanggung, Budi Karya mengusulkan agar PNS dapat promo murah. Misalnya dengan bayar sekali untuk dipakai selama sebulan dengan intensitas pemakaian sepuasnya.
"Kita jual untuk sebulan katakanlah dengan murah, Rp 100 ribu pakai sepuasnya, tiap hari boleh, sehari 5 kali boleh," ujar Budi Karya.
Ia juga berpesan kepada para pejabat Pemda Palembang yang hadir dalam acara itu, untuk segera menindaklanjuti usulan ini.
"Ini suatu upaya untuk memanfaatkan semaksimal mungkin. Nah Pak Asisten (Pemkot Palembang) silakan dihubungi Kepala Balai Kereta Api di sana untuk penggunaan LRT yang lebih bagus. Saya berpesan bahwa apa yang kita lakukan ini harus berjalan," kata Budi Karya.
Ia menegaskan, LRT Palembang sebagai moda transportasi umum membawa banyak manfaat, termasuk dalam rangka mengurangi polusi udara. Moda ini sekaligus merupakan wujud kebijakan yang diterapkan Kemenhub untuk meningkatkan ketersediaan angkutan umum di perkotaan.
"Kito ini hebat. Tapi mengenai ramah lingkungan harus ditingkatkan. Makanya harus melakukan langkah-langkah. Kementerian Perhubungan yang aku pimpin melakukan langkah-langkah pull policy, yang meningkatkan ketersediaan angkutan umum massal berbasis rel. Jelas kan, ini kalau untuk kota Palembang itu kan LRT. Duitnya bukan sedikit, Rp 10 triliun. Kota pertama yang dapat dari pemerintah pusat itu Palembang, jadi bangga kalian itu," ujarnya.
Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan, Rosita, buka suara mengenai hal ini. Dia mengakui bahwa di tahun 2020 rata-rata penumpang harian mengalami penuruan drastis yang disebabkan adanya pandemi Covid-19.
"Rata-rata penumpang harian selama masa pandemik adalah sebesar 1.000-1.500 penumpang/hari," ujarnya kepada CNBC Indonesia.
Dengan begitu, dia menegaskan, dapat disimpulkan bahwa penurunan penumpang LRT Sumsel lebih disebabkan sebagai dampak pembatasan perjalanan dan pergerakan masyarakat akibat pencegahan penyebaran Covid-19.
"Hal ini terjadi juga diseluruh sector transportasi tidak hanya di LRT Sumatera Selatan," beber Rosita.
Pihaknya juga menerapkan amanat Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 41 Tahun 2020 tentang perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 18 Tahun 2020 tentang pengendalian transportasi dalam rangka pencegahan penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan SE 14 Tahun 2020 Pedoman dan Petunjuk Teknis Pengendalian Transportasi Perkeretaapian dalam Masa Adaptasi Kebiasaan Baru untuk Mencegah Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19).
"Pengoperasian LRT Sumsel juga melakukan penyesuaian pengoperasian mengikuti perkembangan status wilayah," kata Rosita.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tak Diduga LRT Palembang 'Mati' Dilibas Ojol & Taksi Online
