Tak Diduga LRT Palembang 'Mati' Dilibas Ojol & Taksi Online

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
13 October 2020 12:17
Menteri BUMN Rini Soemarno tinjau LRT Palembang (CNBC Indonesia/Wanti Puspa Gustiningsih)
Foto: Menteri BUMN Rini Soemarno tinjau LRT Palembang (CNBC Indonesia/Wanti Puspa Gustiningsih)

Jakarta, CNBC Indonesia - Okupansi LRT Sumatera Selatan (Sumsel) atau LRT Palembang masih sangat rendah. Keterbatasan rute sepanjang 23 km dan tingkat aksebilitas jadi faktor penentu untuk menggenjot penumpang.

Kepala Balai Pengelola Kereta Api Ringan Sumatera Selatan, Rosita, menjelaskan bahwa LRT Sumsel saat ini baru melayani Stasiun Bandara - Stasiun DJKA. Lintas tersebut membentang dari barat ke timur Kota Palembang.

"Sifatnya layanan LRT hanya sampai simpul tertentu saja tidak bisa melayani pelayanan door to door service seperti halnya ojek ataupun taksi online," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, ditulis Selasa (13/10/20).

Dia mengakui, ojol maupun taksi online merupakan fenomena yang sangat menarik di sektor transportasi. Hal ini tidak hanya menambah dinamika di LRT Sumatera Selatan, namun di angkutan kota dan transportasi darat pada umumnya.

"Masyarakat menginginkan transportasi yang simple, praktis dan murah dan itu dijawab oleh ojol maupun taksi online. Namun apabila tidak dikendalikan jumlahnya maka nantinya akan menimbulkan masalah di kemudian hari," ujarnya.

Di sisi lain, angkutan terusan dari dan ke stasiun LRT Sumsel jumlahnya masih sangat terbatas. Dengan kondisi itu, dia berharap ojol dan taksi online lebih berposisi sebagai pelengkap, bukan kompetitor atau pelengkap.

"Sehingga masyarakat dapat dimudahkan. Balai Pengelola LRT Sumatera Selatan terus berupaya bersinergi dengan Ditjen Hubdat, Dishub Provinsi Sumatera Selatan, Dishub Kota Palembang, BPTD wilayah VII Sumbagsel untuk peningkatan aksesibilitas dan Integrasi baik melalui BTS, BRT, Damri, bus air," ucapnya.

"Selain itu masing-masing moda transportasi pastinya memiliki ke khasan dan keunggulan. Begitu juga dengan LRT Sumsel dimana pelayanan yang ditawarkan adalah ketepatan waktu perjalanan saat ini on time performance LRT mencapai 99% tepat waktu, ramah terhadap kaum difabel, nyaman, Aman, modern, dan tarifnya terjangkau bila dibandingkan dengan moda transportasi lainnya," lanjutnya.

LRT Palembang pada 2020 mengalami penurunan okupansi akibat pandemi Covid-19. Dia menegaskan bahwa sebelum adanya penyebaran Covid-19, penumpang LRT Palembang sebenarnya mulai tumbuh.

"Sejak LRT Sumsel beroperasi pada Juli 2018, kinerjanya mengalami peningkatan yang signifikan. Seperti di tahun 2018 yang menunjukkan rata-rata penumpang harian sebesar 4 ribu - 6 ribu penumpang/hari dan di tahun 2019 menunjukkan rata-rata penumpang harian sebesar 8 ribu- 10 ribu penumpang/hari," tandasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article LRT Palembang 'Mati Suri', Tarif Kemahalan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular