UU Ciptaker Penyebab Demo Rusuh Bakar-bakaran? Belum Tentu...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 October 2020 07:40
Aksi massa demo tolak Omnibuslaw berujung ricuh di kawasan Harmoni Jakarta, Kamis (8/10/2020). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Aksi massa demo tolak Omnibuslaw berujung ricuh di kawasan Harmoni Jakarta, Kamis (8/10/2020). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Berhentinya roda perekonomian, seperti kata Menaker, dicerminkan oleh perubahan PDB. Pada kuartal II-2020, PDB Indonesia tumbuh negatif atau terkontraksi 5,32%.

Sementara untuk kuartal III-2020, data resmi baru diumumkan BPS pada 5 November mendatang. Namun kemungkinan besar kontraksi masih akan terjadi, 1% hingga 2,9% kalau berdasarkan proyeksi Kementerian Keuangan.

Artinya, Indonesia sudah mengalami kontraksi ekonomi selama dua kuartal beruntun. Ini adalah definisi dari resesi.

Bertambahnya jumlah korban PHK atau pelaku usaha kecil yang kehilangan pendapatan akibat pembatasan sosial membuat suasana menjadi panas. Sedikit saja ada pemantik, risiko keresahan sosial (social unrest) akan meningkat.

Dana Moneter Internasional (IMF) sudah memperingatkan soal ini. Gita Gopinath, Kepala Ekonom IMF, menegaskan risiko keresahan sosial meningkat pada masa pandemi virus corona.

"Jika krisis tidak tertangani dengan baik, bahkan kalau sampai ada persepsi bahwa negara tidak memberikan bantuan yang cukup kepada rakyat, maka Anda akan melihat keresahan sosial," tegas Gopinath dalam wawancara dengan Reuters.

Resesi, gelombang PHK, kehilangan pendapatan adalah bahan bakar yang lebih dari cukup untuk membuat seseorang ngegas. Sayangnya, sekarang ada jutaan orang yang sedang dalam kondisi seperti itu.

Unjuk rasa penolakan UU Ciptaker pun menjadi ajang untuk melampiaskan kemarahan. Mungkin mereka yang marah dan melakukan perusakan belum tentu paham betul isi dan substansi dari UU Ciptaker, tetapi kemudian ada ruang dan waktu untuk melakukan hal lain yaitu melepaskan amarah yang selama ini terpendam.

Jadi mungkin bukan UU Ciptaker yang patut disalahkan atas kericuhan ini. Penyebabnya adalah kondisi yang memang sedang menghimpit, rakyat sedang marah karena tekanan ekonomi yang begitu berat.

Kita adalah korban resesi, dan itu sangat tidak menyenangkan.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular