
Jurus Wali Kota Malang Bikin Ekonomi Tumbuh di Tengah Pandemi

Jakarta, CNBC Indonesia - Wali Kota Malang Sutiaji buka-bukaan mengenai resep rahasia menjaga angka pertumbuhan ekonomi di Bumi Arema. Dengan resep ini, dia optimis pada kuartal III tahun 2020 nanti ekonomi Kota Malang tetap tumbuh positif.
Dia menyebut bahwa tren pertumbuhan kredit di Kota Malang yang tetap tumbuh, bisa jadi acuan. Menurutnya, indikator beberapa sektor ekonomi dapat ditunjukkan oleh indikator pertumbuhan kredit di perbankan yang berkaitan dengan langsung dengan sisi pendapatan daerah seperti sektor pariwisata, sektor konstruksi, dan sektor perdagangan.
"Kita sama-sama memahami bahwa perbankan sebagai institusi bisnis mengedepankan prinsip follows the trade, dimana ada pasar disitulah perbankan akan masuk memberikan pembiayaan. Kita coba bandingkan indikator pertumbuhan kredit perbankan di ketiga sektor ekonomi penyumbang pendapatan di wilayah Malang Raya, terutama di Kota Malang," ucapnya dalam perbincangan eksklusif bersama CNBC Indonesia, Kamis (8/10/20).
Di tengah tantangan belum pulihnya sektor-sektor ekonomi di Malang Raya, namun kredit perbankan masih mengalami pertumbuhan di bulan Juli sebesar 3,70% atau lebih tinggi dari pertumbuhan kredit secara nasional yang sebesar 1,53%.
Kondisi ini juga didukung dengan pengelolaan risiko kredit yang sangat baik dengan kisaran rasio kredit bermasalah hanya 2,73% atau masih jauh di bawah batas 5%. Perbankan di wilayah Malang Raya juga telah memberikan relaksasi secara baik kepada debitur-debitur yang terdampak Covid-19, dengan total untuk UMKM sebanyak 69.452 debitur dengan baki debet sebesar Rp5,88 Triliun, dan 16.078 debitur Non-UMKM dengan baki debet sebesar Rp 2,92 triliun.
Dari sisi dana yang tersimpan di perbankan Malang Raya menunjukkan pertumbuhan 9,98% pada bulan Juli 2020 terutama pada simpanan jenis deposito yang tumbuh 18,01%. Dengan jumlah dana yang tumbuh tinggi dimaksud, menunjukkan likuiditas di perbankan Malang Raya relatif terjaga secara aman.
Tantangan bagi perbankan justru adalah bagaimana menjalankan fungsi intermediasi secara baik dengan melakukan penyaluran kredit kepada sektor-sektor ekonomi yang mulai bangkit pasca mulai dibukanya kegiatan pariwisata di Malang Raya.
Perbankan di Malang Raya juga terus didorong untuk menggerakkan perekonomian daerah yang mengalami kontraksi di tengah menurunnya tingkat konsumsi masyarakat, apalagi secara umum struktur PDRB di wilayah Jawa Timur 61%-nya didominasi oleh konsumsi rumah tangga. Dalam melakukan pemulihan ekonomi terdampak Covid-19, PR utama adalah meningkatkan sisi demand masyarakat. Informasi dari BPS, secara umum wilayah Jawa Timur rata-rata mengalami deflasi yang menunjukkan sisi demand masih belum membaik dalam masa pandemi Covid-19 ini.
Dengan kolaborasi dan koordinasi antara Pemerintah Kota/Kabupaten di Malang Raya, OJK Malang, Bank Indonesia Perwakilan Malang dan Perbankan di wilayah Malang Raya. Dari sisi Pemerintah Daerah dapat lebih mendorong spending APBD untuk dapat menggerakkan kembali roda-roda sektor ekonomi utama di masing-masing daerah.
Selain itu, semangat gotong royong yang diterapkan di berbagai lapisan masyarakat juga menopang adanya pertumbuhan ini. Sutiaji memproyeksikan pada triwulan III/2020, ekonomi di daerah bisa menembus 3,5%. Hal itu dilihat dari indikator ekonomi, seperti realisasi penyaluran kredit perbankan yang masih positif yang mengindikasikan ekonomi masih jalan.
"Tapi ini masih berdasarkan proyeksi berdasarkan indikator-indikator. Karena kan resminya di BPS, dan BPS tidak menghitung pertumbuhan ekonomi per triwulan, melainkan sepanjang tahun," katanya.
Dia menyebut, faktor penunjang pertumbuhan ekonomi di Kota Malang, yakni sektor perdagangan dan industri olahan, terutama produk makanan olahan.
"Orang-orang menengah ke atas ini juga sudah mulai berani investasi di kafe-kafe. Faktor yang mampu menjadi mendorong Kota Malang karena posisinya sebagai kota pendidikan. Jadi mahasiswa ini yang anaknya orang mampu, dia investasi buka kafe," ucapnya.
Yang juga mulai tumbuh, sektor pariwisata, seperti perhotelan. Dia menyebut bahwa saat ini okupansi hotel di Kota Malang sudah mencapai 70-80% untuk weekend.
"Acuan lainnya juga bisa dilihat dari kendaraan yang keluar dari tol. Saya dapat data dari Jasa Marga bahwa kendaraan masuk Kota Malang itu meningkat. Dan orang kalau keluar tol di Malang kan pasti tidak hanya lewat, tetapi juga beli apa gitu," ujarnya.
Sejalan dengan itu, karena kedudukannya sebagai kota pendidikan itulah, maka banyak mahasiswa asal luar kota yang bersekolah di Kota Malang. Untuk keperluan tersebut, maka banyak masyarakat ke Malang untuk mengurusi anak ke kampus yang akan kuliah di kota tersebut.
Dia menegaskan, penanganan masalah kesehatan harus seiring dengan penanganan masalah ekonomi. Namun penanganan ekonomi di era pandemi tetap harus hati-hati dalam berkegiatan ekonomi dengan melaksanakan protokol kesehatan yang ketat.
"Orang-orang jadi lebih tertib karena merasa bahwa ini untuk kepentingan dia. Di pasar misalnya, dia menjaga betul karena mereka dapat duitnya dari situ," imbuh Sutiaji.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kota Malang Yakin Recovery Ekonomi Bisa Lebih Cepat