Bos Pertamina Cerita Bakal Masuk ke Bisnis Baterai EV

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
06 October 2020 19:47
Ilustrasi baterai pada mobil listrik yang dikemas dalam komponen yang aman. electrec.co
Foto: Ilustrasi baterai pada mobil listrik yang dikemas dalam komponen yang aman. electrec.co

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) akan masuk ke dalam bisnis baterai kendaraan listrik (electric vehicle/ EV) seiring dengan tren transisi energi dan didorongnya penggunaan dan pengembangan kendaraan listrik.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan rencana bisnis baterai EV ini merupakan salah satu bentuk perseroan mendukung ekosistem kendaraan listrik. Dengan demikian, nantinya Indonesia bisa mengembangkan rantai pasokan kendaraan listrik dari hulu hingga ke hilir, mulai dari pengolahan mineral (mineral processing), distribusi, sampai dengan daur ulang (recycling).

"Kita akan masuk ke dalam ekosistem baterai EV. Ini adalah value chain dari kendaraan listrik, karena itu akan kita kembangkan dari hulu ke hilir," paparnya dalam diskusi bersama Lemhanas secara virtual, Selasa (06/10/2020).

Nicke menjelaskan perseroan akan bekerjasama dengan beberapa BUMN lainnya untuk mengembangkan bisnis baterai EV ini, antara lain dengan Holding BUMN Pertambangan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum, PT PLN (Persero), dan PT Nasional Hijau Lestari (NHL). Dia menyebut, nantinya NHL ini yang akan concern pada bisnis daur ulang (recycling) baterai.

"Kita kerja sama dengan Inalum grup, kemudian dengan PLN, NHL yang bergerak di dalam bidang recycling, limbah energi," tuturnya.

Pertamina sudah memproyeksikan akan adanya transisi energi ke depan dari bahan bakar berbasis fosil ke energi baru terbarukan (EBT). Tren ke depan, menurutnya penggunaan kendaraan listrik akan terus meningkat.

Meski demikian, imbuhnya, berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang dibuat PLN sampai dengan 2030 masih akan didominasi oleh batu bara. Porsi batu bara masih tinggi yakni mencapai sekitar 50%.

Sementara itu, Anggota Dewan Energi Nasional yang juga merupakan Guru Besar Fakultas Teknik Universitas Indonesia Rinaldy Dalimi mengatakan transisi energi memang seharusnya dilakukan oleh Pertamina dan PLN. Konsumen dua perusahaan ini bakal habis, di mana pelanggan Pertamina bisa beralih ke EV dan pelanggan PLN beralih ke panel surya.

"Saya yakin perusahaan energi tidak hanya Pertamina dan PLN, perusahaan konstruksi pemasangan solar cell jadi akan masuk. Sektor-sektor yang sekarang belum berbisnis energi akan jadi pesaing Pertamina dan PLN," tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Utama Inalum Orias Petrus Moedak mengatakan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir kini telah membentuk tim untuk pengembangan industri baterai kendaraan listrik. Tim ini menurutnya diketuai oleh Komisaris Utama Inalum Agus Tjahajana Wirakusumah.

"Untuk pengembangan electric vehicle (EV) battery, ada tim yang sudah dibentuk oleh pak Menteri BUMN. Itu sedang dilakukan kajian oleh tim tersebut, ketuanya Pak Komut dari Inalum. Itu kerja sama dengan PLN dan Pertamina," jelasnya kepada wartawan di Gedung DPR RI, Selasa (29/09/2020).


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inalum Bakal Gandeng Pertamina dan PLN Bikin Baterai EV

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular