Bocoran Pengusaha, Investor Asing Happy RI Punya UU Ciptaker

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
06 October 2020 18:58
Perjalanan CEO Sintesa Group Membangun Perusahaan
Foto: Perjalanan CEO Sintesa Group Membangun Perusahaan (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu pernyataan mendasar saat pemerintah yakin bahwa UU Omnibus Law Cipta Kerja bisa menjadi pengungkit daya saing dan menopang penciptaan lapangan kerja, apakah investor benar-benar happy dengan UU ini?

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja Kamdani mengklaim sejumlah investor, baik dari dalam maupun luar negeri sudah siap masuk ke Indonesia setelah disahkannya Undang-Undang Cipta Kerja.

Ia menyebut UU Sapu Jagat tersebut sudah lama dinanti oleh investor untuk bisa masuk ke dalam pasar Indonesia. Apalagi di tengah lesunya perekonomian akibat pandemi Covid-19.

"Orang banyak bertanya Covid-19 ini seperti apa, kenapa Covid-19 UU (lama) kok tetap jalan? Justru dengan Covid-19 ini, kita kan harus semakin kompetitif, bisa berdaya saing. Sekarang ini investor yang mau masuk kan berkurang. Jadi kita harus pastikan mereka masuknya ke Indonesia, bukan ke negara lain," kata Shinta kepada CNBC Indonesia, Selasa (6/10).

Demi memuluskan target itu, pemerintah sudah membuat sejumlah kawasan Industri sebagai lahan baru bagi perusahaan-perusahaan yang bakal masuk. Di antaranya adalah kawasan Industri Batang Jawa Batang. Proyeksi perusahaan yang digaet ialah terutama perusahaan Amerika Serikat yang ingin merelokasi pabriknya dari China. Namun, belum banyak yang berinvestasi hingga membangun pabriknya.

"Saya melihat gini, dengan Covid-19 pasti target investasi nggak sebesar sebelum Covid-19. Tapi kita nggak usah melihat perbandingan sebelum Covid-19. Yang kita lihat ada yang masuk. Untuk mereka yang masuk perlu (kejelasan) hal-hal ini yang sekarang diatur UU Ciptaker itu," katanya.

Lalu perusahaan dari bidang apa saja yang berminat masuk ke Indonesia?

"Kemarin BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) sudah mengeluarkan data bidang apa aja, ada yang dari China, Jepang, Korea. Ada yang manufacturing, apa itu elektronik apa itu juga farmasi. Jadi memang beberapa sektor lagi melihat. Saat ini interest (investor) cukup banyak. Memang proses ini bisa berjalan mereka membandingkan dengan negara lain," jelas Shinta.

Di sisi lain, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengakui langkah-langkah buruh melawan omnibus law dengan mogok kerja membuat kondisi investasi di Indonesia jadi tak kondusif meski ada UU Cipta Kerja.

"...Kita sedang fokus masa aksi mogok nasional, setelah mogok nasional akan ada aksi lanjutan dan ini yang nggak kami inginkan, akhirnya kan jadi nggak kondusif. Banyak saya dihubungi media internasional, Investor akhirnya menunggu, kalau nggak kondusif kan percuma juga UU Cipta kerja itu," jelas Iqbal.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Buruh dan DPR Bikin Deal Soal Omnibus Law, Apa Isinya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular