Ganjar: Banyak Asumsi Semua yang Meninggal di RS Dicovidkan

Muhammad Iqbal, CNBC Indonesia
02 October 2020 13:53
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo bertemu Kepala Kantor Staff Presiden (KSP), Moeldoko di kantor Pemprov Jateng, Kamis (1/10/2020) untuk membahas penanganan COVID-19. (Dok. Vivi/ Humas Jateng)
Foto: Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (kanan) dalam pertemuan dengan Kepala Kantor Staf Presiden Jenderal TNI (Purn) Moeldoko di kantor Pemprov Jateng, Kamis (1/10/2020) (Dokumentasi: Vivi/Humas Pemprov Jateng)

Jakarta, CNBC Indonesia - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo angkat suara perihal isu 'kenakalan' rumah sakit (RS) mencari keuntungan dengan memanipulasi pasien meninggal berstatus Covid-19. RS dituding melakukan langkah itu demi mendapatkan anggaran dari pemerintah.

"Banyak asumsi muncul semua yang meninggal di rumah sakit dicovidkan. Ini sudah terjadi di Jawa Tengah. Ada orang diperkirakan terkena Covid-19 terus meninggal, padahal hasil tes belum keluar. Setelah hasilnya keluar, ternyata negatif. Ini kan kasihan. Ini contoh-contoh agar kita bisa memperbaiki hal ini," kata Ganjar saat bertemu Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Jenderal TNI (Purn) Moeldoko di kantor Pemprov Jateng, Semarang, Kamis (1/10/2020).

Seperti dikutip dari laman Humas Pemprov Jateng, Ganjar mengaku sudah menggelar rapat dengan jajaran rumah sakit rujukan Covid-19 di Jawa Tengah dan pihak terkait. Dari rapat itu sudah diambil keputusan.



"Seluruh rumah sakit dim ana ada pasien meninggal, maka otoritas dokter harus memberikan catatan meninggal karena apa. Catatan itu harus diberikan kepada kami, untuk kami verifikasi dan memberikan statement ke luar," ujar Ganjar.

Memang dengan sistem itu, maka akan terjadi keterlambatan data soal angka kematian. Namun, menurut Ganjar, hal itu lebih baik daripada terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

Sementara itu, Moeldoko mengatakan kasus itu harus segera diluruskan. Tujuannya agar ke depan tidak terulang kembali.

"Tadi saya diskusi banyak dengan pak gubernur, salah satunya adalah tentang definisi ulang kasus kematian selama pandemi. Definisi ini harus kita lihat kembali, jangan sampai semua kematian itu selalu dikatakan akibat Covid-19," kata Moeldoko.

Menurut mantan Panglima TNI itu, sudah banyak terjadi orang sakit biasa atau mengalami kecelakaan, didefinisikan meninggal karena Covid-19. Padahal sebenarnya, hasil tesnya negatif.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pak Ganjar, Kematian Akibat Covid-19 di Jateng Terus Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular