Bosan Covid-19? Patuh 3M, Kasus Turun Drastis dalam 3 Pekan

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
02 October 2020 13:13
Petugas PPSU Kelurahan Bukit Duri membuat murL bertemakan COVID-19 untuk meningkatkan kepatuhan masyarakat akan protokol kesehatan, karen kasus COVID-19 nasional terus meningkat, Selasa (8/9/2020). (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jumlah kasus positif virus corina (Covid-19) di Indonesia terus menambah di angka psikologis 200.000orang per hari ini, ditengah kekhawatiran runah sakit yang makin penuh. 

Berdasarkan data Kementrian Kesehatan (Kemenkes) terdapat 3.046 kasus baru Covid-19 pada Selasa (8/9/20) sehingga totalnya menembus 200.035 orang. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Mural Covid-19 di Bukit Duri (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Bidang Perubahan Perilaku, Sonny Harry B. Harmadi menegaskan jika mematuhi protokol kesehatan dengan menerapkan 3M maka bisa menekan penularan dalam waktu 3 minggu.

"Berbagai penelitian, dalam 3 minggu angka penularan bisa ditekan secara drastis kalau kita mampu mendorong kepatuhan masyarakat terhadap 3M," katanya pada Kick off Sosialisasi Strategi Perubahan Perilaku secara virtual di Jakarta, Jumat (2/10/2020). Sonny menjelaskan 3M yang dimaksud adalah memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.

Dia menyebut, menghadapi pandemi ini setidaknya ada 3 hal lain yang juga harus diperbaiki. Pertama iman, aman kemudian imun. Dirinya mengatakan, ada target perubahan perilaku yang akan segera terjadi di masyarakat.

"Masyarakat bisa mematuhi 3M, tapi juga masyarakat didorong beribadah kepada Tuhan sesuai agama kepercayaan masing-masing, lalu jangan lupa makan makanan bergizi, tidur cukup, berpikir positif, bahagia. Iman baik, aman penuhi dengan 3 M lalu imun dengan tidur, makan dan berfikir positif," terangnya.

Menurutnya, Presiden maupun ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 selalu menekankan, bagaimana mengatasi Covid-19 harus dari hulu, menempatkan masyarakat sebagai ujung tombak. Hal ini dikarenakan jumlah tenaga kesehatan dan dokter sangat terbatas.

Menurutnya, jika tidak mencegah penularan, jumlah pasien akan semakin banyak dengan kapasitas pelayanan kesehatan yang sangat terbatas. Sehingga ini akan semakin menimbulkan masalah yang banyak.

"Negara seperti AS dan Eropa saja, dengan faskes sangat baik, SDM baik, tidak mudah menghadapi Covid-19. Jadi, jangan dibiarkan dokter kelelahan, nakes kelelahan, tapi harus berusaha mendorong perubahan perilaku masyarakat. Sehingga bisa mencegah penularan," pungkasnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menunjukkan bahwa beberapa jurnal internasional menyatakan bahwa #cucitanganpakaisabun dapat menurunkan risiko penularan sebesar 35%. Sedangkan #pakaimasker, dapat menurunkan risiko penularan sebesar 45%, memakai masker bedah dapat menurunkan risiko penularan sebesar 70%.

Dan yang paling utama, #jagajarakhindarikerumunan minimal 1 meter dapat menurunkan risiko penularan sampai dengan 85%. Oleh karena itu masyarakat harus yakin bahwa setiap usaha yang dilakukan saat ini, akan membuahkan hasil.

"Asalkan konsisten dan kolektif melakukan perubahan perilaku menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin dan dilakukan secara sungguh-sungguh," tutup Wiku.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Setahun Pandemi Covid-19 RI Dalam Bidikan Lensa

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular