Penumpang Sepi, MRT Putar Otak Sampai Bisnis Sewa Ruang Kerja

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
30 September 2020 16:47
Warga melintas kawasan Stasiun MRT BNI City, Jakarta, Selasa (26/5). Usai libur Hari Raya Idulfitri 1441 H sejumlah pekerja sudah terlihat masuk. Pemerintah telah mengambil keputusan untuk menggeser cuti bersama Lebaran 2020 akibat wabah virus corona (Covid-19). Dengan begitu, jadwal libur hari raya hanya berlaku sampai H+1 Lebaran atau pada pada 25 Mei 2020, termasuk untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pantauan CNBC Indonesia  penerapan normal yang baru atau new normal terlihat diberlakukan di sarana transportasi umum guna menunjang aktivitas warga yang bekerja di tengah pandemi virus Corona baru (COVID-19). Untuk diketahui, panduan bekerja di situasi new normal tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020 tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Warga melintas kawasan Stasiun MRT BNI City, Jakarta, Selasa (26/5). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 membuat okupansi MRT Jakarta anjlok drastis. Adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat rata-rata penumpang harian selama September 2020 mentok di angka 13.101 orang.

Padahal, pada Februari 2020 dalam sebulan MRT Jakarta mengangkut penumpang hingga 2,5 juta sebulan, dengan rata-rata penumpang harian 88.444 orang per hari. Capaian di bulan September tidak lebih baik ketimbang Agustus 2020 yang sempat mencapai 16.927 penumpang per hari.

"Pemberlakuan kembali PSBB jilid dua membuat ridership kita turun jadi 13 ribu penumpang. Kita berharap PSBB ini bisa efektif menekan kasus COVID, sehingga kalau direlaksasi lagi penumpang tetap berjalan," ungkap Dirut PT MRT Jakarta William Sabandar dalam diskusi virtual, Rabu (30/9/2020).

Kendati demikian, ia memastikan angka yang dicapai saat ini tidak akan turun lebih dalam lagi. Adapun titik terdalam penurunan okupansi terjadi pada Mei 2020 yang rata-rata hanya 1.405 penumpang sehari.

"Good news-nya semua stasiun operasi, nggak ada yang ditutup. Kemudian jarak tunggu kereta antar stasiun cuma 10 menit, masih dalam jangkauan kenyamanan penumpang," kata William.

Dengan kondisi ini, pihaknya merumuskan tiga strategi utama untuk menjaga kelangsungan bisnis perusahaan. William menjelaskan bahwa tiga strategi tersebut merupakan tahapan yang dipakai untuk menjalankan roda bisnis MRT Jakarta ke depan.

Tahap pertama dinamakan periode response, tahap kedua periode recovery, dan tahap ketiga periode restorasi. Dikatakan bahwa pada tahap pertama atau sedang dihadapi saat ini ada tiga hal yang mengutamakan yaitu perlindungan karyawan, keandalan pelayanan dan operasi, dan efisiensi anggaran dan arus kas.

"Kita bikin efisiensi anggaran. Tentu hal-hal yang bisa kita tunda ya kita tunda dulu. Kita benar-benar fokus berupaya memastikan pelayanan operasi dengan baik. Jadi efisiensi anggaran dan memastikan cash flow kita itu selalu positif," ungkapnya.

Selanjutnya, William akan melanjutkan tahapan ke arah recovery. Dalam masa recovery ini, pihaknya tidak lagi mengandalkan pendapatan dari penumpang sebagai satu-satunya penopang.

"Kita melakukan berbagai inovasi dan terobosan bisnis. Jadi kita mulai melakukan terobosan bisnis dan kita melakukan bisnis beyond normal," ujar William.

Beragam langkah bisnis sudah disiapkan MRT Jakarta mulai dari digital sampai masuk ke co-working space. Yang disiapkan di awal yakni implementasi pengembangan MRTJ Business Hub, yang digarap berdasarkan kondisi ekonomi saat ini dan melihat trend dan peluang pasar.

"Untuk MRTJ Business Hub akan dimulai di Stasiun Bundaran HI dengan konsep Co Working Studio. Konsep co-working space ini nanti ruang kerja dan studio multifungsi, dengan fasilitas dan peralatan lengkap yang dapat digunakan untuk podcast atau event online dan ideal bagi kalangan profesional maupun non-professional," urainya.

Selain itu, pihaknya juga menggencarkan layanan iklan di lokasi-lokasi yang menjadi aset MRT Jakarta. Sejalan dengan itu, pihaknya juga mengembangkan pengelolaan retail termasuk untuk UMKM di sejumlah stasiun.

Semua program ini digarap dengan kerja sama menggandeng sejumlah mitra. William berharap dengan langkah itu pihaknya sudah bisa masuk ke periode restorasi.

"Semua hal ini tetap kita laksanakan, kita memastikan bahwa MRT selalu fokus pada implementasi good governance, governance yang baik dan tentu selalu menjaga komunikasi dengan stakeholder dan publik," kata William.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Jalur Baru MRT 'Belah' Jakarta, Ini Rute-Rutenya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular