Kabar Tak Baik: Ramalan Ekonomi Kuartal IV Negatif!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
30 September 2020 15:27
Cover Fokus, kecil, thumbnail, luar, tambang, Indonesia resesi
Foto: Cover Topik/Indonesia Resesi/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2020 kemungkinan masih akan negatif. Hal ini disampaikan oleh VP Economist Bank Permata Josua Pardede.

Josua menjelaskan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2020 diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan negatif sebesar -1,75% hingga 0,75% (year on year).

Pertumbuhan ekonomi yang masih terkontraksi hingga kuartal IV-2020, kata Josua dipengaruhi oleh masih lambatnya pemulihan ekonomi di tengah terbatasnya aktivitas perekonomian. Ditambah dengan ketidakpastian adanya vaksin virus corona di Indonesia.

"Meskipun di berbagai belahan dunia pengembangan vaksin diperkirakan dapat selesai di akhir tahun. Namun, distribusi vaksin ke negara-negara berkembang seperti Indonesia mungkin baru akan sampai 2021," jelas Josua kepada CNBC Indonesia, Rabu (30/9/2020).

Vaksin menurut Josua sangat dibutuhkan untuk membuka kembali aktivitas ekonomi. Apabila vaksin sudah bisa ditemukan di 2021, pemulihan ekonomi pun saat itu juga akan bisa segera pulih.

Di sisi lain, penyerapan anggaran pemerintah dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk mendorong ekonomi masyarakat juga terbilang masih rendah.

"Beberapa stimulus seperti perlindungan sosial sudah mencapai sekitar 65% penyerapan, namun stimulus untuk sisi produksi masih sangat minim, bahkan penyerapan untuk pembiayaan korporasi masih berada pada level 0% karena permasalahan regulasi," tutur Josua.

Tak hanya itu, ada pula yang meramal perekonomian Indonesia dinilai tidak hanya resesi tapi bisa menuju ke arah depresi jika perekonomian masih belum bangkit.

"Resesi ekonomi bisa berlanjut ke depresi ekonomi jika kuartal ke II dan III tahun 2021 masih belum positif pertumbuhan PDB nya. Titik terendah ekonomi belum bisa terlihat," ujar Ekonom INDEF Bhima Yudhistira.

Menurutnya, untuk tahun ini perekonomian tidak hanya negatif hingga kuartal III, tapi bisa berlanjut ke kuartal IV. Bahkan pelemahannya bisa lebih tinggi dari kuartal III.

Pelemahan di kuartal IV bisa lebih dalam karena ada liburan Natal dan Tahun Baru yang biasanya memberikan kontribusi cukup besar untuk konsumsi rumah tangga. Namun, dengan masih tingginya angka penularan Covid-19 maka dipastikan masyarakat masih akan menahan belanja.

"Jadi penurunan growth di kuartal IV bisa lebih dalam dibanding Kuartal III. Selain itu dorongan satu satunya yang berasal dari belanja pemerintah sulit diandalkan. Apakah stimulus PEN bisa 100% cair nampaknya hampir mustahil kalau dilihat sejauh ini berada di bawah 40% progress nya," kata Bhima.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramalan & Skenario Ekonomi RI Tumbuh 5% di 2021, Percaya??

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular