Internasional

Covid-19 Merenggut Nyawa 1 Juta Orang, Kapan Ekonomi Bangkit?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
25 September 2020 21:05
Ancaman Virus Corona di Amerika Latin.
Foto: Ancaman Virus Corona di Amerika Latin. (AP/Marco Ugarte)

Selain sentimen konsumen yang membaik dan juga data penjualan rumah baru yang meningkat, AS dan Zona Euro juga mencatatkan kenaikan indeks PMI manufakturnya. Pada pembacaan awal untuk indeks PMI manufaktur bulan ini, AS dan Zona Euro masih tercatat melanjutkan tren ekspansinya.

Angka PMI manufaktur AS dan Zona Euro sudah mulai di atas 50 yang mengindikasikan ada jalur ekspansi sejak Juli lalu. Hal ini berbeda dengan Jepang yang angkanya masih di bawah 50. Namun juga menunjukkan adanya perbaikan dibanding bulan sebelumnya menurut Jibun Bank.

Bank sentral Jepang (BoJ) mempertahankan suku bunga acuan jangka pendeknya di -0,1% dan mempertahankan target untuk imbal hasil obligasi pemerintah Jepang 10-tahun di sekitar 0% selama pertemuan bulan September, dengan suara 8-1. Keputusan itu diambil beberapa jam setelah Federal Reserve AS berjanji untuk mempertahankan suku bunga mendekati nol hingga setidaknya 2023.

Jika melihat indikator-indikator di atas tampak bahwa pemulihan ekonomi di negara-negara dengan PDB terbesar di dunia tampak berada di jalur yang on-track. Namun ada hal yang harus dicatat!

Karakteristik dari krisis yang terjadi saat ini sangatlah berbeda dengan krisis keuangan yang sebelumnya terjadi. Jika krisis keuangan global sebelumnya pada 2008 bisa ditangani dan perekonomian bisa pulih, kali ini tidak semudah itu. Masalahnya terletak pada keberadaan virusnya.

Sampai saat ini pandemi Covid-19 belum juga berakhir. Jumlah orang yang positif terinfeksi virus ganas itu secara global telah mencapai 32 juta orang lebih. Sebelum masuk bulan Oktober, angka kematian akibat Covid-19 di dunia diperkirakan bakal menyentuh 1 juta.

Angka kematian ini bahkan lebih mengerikan dari angka kematian akibat malaria (620 ribu), bunuh diri (794 ribu), dan HIV/AIDS (954 ribu) pada 2017 silam. Di sisi lain berbagai negara di dunia akan memasuki periode musim dingin di mana dikhawatirkan wabah akan kembali melonjak dengan tajam.

Hal ini harus diantisipasi, pasalnya meski proses pengembangan vaksin Covid-19 tampak menjanjikan, proses uji klinisnya belum selesai serta jalan kandidat vaksin yang saat ini dikembangkan menuju publik masihlah panjang dan memiliki berbagai tantangan yang rumit.

Oleh karena itu indikator pemulihan yang terjadi saat ini tidak bisa digunakan untuk mencerminkan aktivitas ekonomi di masa mendatang. Prospek perekonomian ke depan masih penuh tantangan dan ketidakpastian.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(twg/twg)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular