
Pakai Green Diesel tapi Harganya Meroket ke Rp 14.000, Mau?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga solar dari bahan baku kelapa sawit atau dikenal dengan istilah green diesel diproyeksikan bakal meroket sampai dengan Rp 14.000 per liter.
Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Asosiasi Jasa Pertambangan Indonesia (Aspindo) Bambang Tjahjono dalam sebuah diskusi daring pada Kamis (24/09/2020).
Bambang mengatakan harga tersebut dengan asumsi kelapa sawit diolah langsung di kilang bahan bakar minyak (BBM) atau dikenal dengan istilah green refinery, sehingga produknya dikenal menjadi green diesel.
Mahalnya harga green diesel ini menurutnya tak terlepas dari kebutuhan investasi yang tinggi untuk mengolah sawit menjadi BBM.
"Diperlukan hidrogen untuk proses green diesel ini, dan ini mahal. Investasi tinggi juga dialami pada proyek green refinery Pertamina di Dumai," jelasnya.
Dia mengatakan, standar harga dari biodiesel 30% atau B30 saat ini masih berdasarkan dari minyak solar. Bila harga FAME lebih mahal, maka selisih harga tersebut selama ini ditanggung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dari dana pungutan ekspor kelapa sawit. Program B30 ini yaitu dalam satu liter produk solar, di dalamnya terdapat campuran 30% kandungan Fatty Acid Methyl Esters (FAME).
Namun menurutnya ada batasan kemampuan dari BPDPKS untuk membiayai subsidi ini.
"Kalau tingkat persentasenya tinggi, akan semakin berat. Kalau Pertamina ada solusinya, tapi perusahaan yang lain saya tidak tahu. Info yang saya dapat Pertamina hampir stop impor solar karena adanya program B30 ini. Kalau B40, bahkan akan ekspor kelebihan solar," paparnya.
Namun demikian, berdasarkan uji coba antara Pertamina dan Institut Teknologi Bandung, semua dampak negatif yang selama ini ada pada Fatty Acid Methyl Esters (FAME) dalam campuran biodiesel, ini tidak ditemukan pada produk green diesel.
Untuk itu, menurutnya perusahaan swasta juga perlu didorong untuk membangun green refinery ini yang nantinya bisa menghasilkan produk green diesel dan green gasoline, sehingga diharapkan nantinya harga produk bisa menjadi lebih kompetitif.
Terkait dengan rencana pemerintah meningkatkan kadar biodiesel menjadi 40% di dalam solar atau dikenal dengan program B40, pihaknya memberikan rekomendasi sebanyak 10% dicampur dengan green diesel, sehingga kandungan FAME hanya maksimal 30%. Pasalnya, selama ini dengan ada pencampuran FAME sampai 30% menimbulkan efek negatif bagi kendaraan.
"Sampai dengan B50 mungkin masih oke, tapi seharusnya secara bersamaan green gasoline harus diproduksi juga," jelasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina Siap Produksi Green Diesel D-100 Pertama di RI
