Calon Pelabuhan Terbesar RI Cari Operator, Asing Jadi Bidikan

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
24 September 2020 15:57
A worker walks on the dock of the Tanjung Priok Port in Jakarta, Indonesia April 16, 2018.   REUTERS/Darren Whiteside
Foto: REUTERS/Darren Whiteside

Jakarta, CNBC Indonesia - Operator Pelabuhan Tanjung Priok, Pelindo II terang-terangan menyatakan minatnya untuk masuk bursa lelang operator Pelabuhan Patimban, Subang, Jawa Barat. Meskipun pemerintah membuka ruang bagi operator asing untuk masuk mengelola salah satu calon pelabuhan terbesar di Indonesia ini.

"Terkait Pelabuhan Patimban, IPC terus mencermati informasi dan kebijakan dari Kemenhub, sebagai pemilik proyek tersebut," ujar EVP Sekretariat Perusahaan Pelindo II Ari Santoso kepada CNBC Indonesia, Kamis (24/9/20).

Dia menjelaskan bahwa sebelumnya IPC diundang pada acara market confirmation oleh Kemenhub untuk menjalani tahapan prakualifikasi pada minggu ke-1 April 2020. Setelah menghadiri tahapan tersebut, pihaknya siap melanjutkan ke proses berikutnya.

"Untuk selanjutnya IPC siap mengikuti tahapan proses yang ada di Kemenhub dengan memperhatikan persyaratan dan ketentuan yang berlaku. Termasuk berkoordinasi jika ada dokumen pelengkap yang diperlukan," bebernya.

Minat IPC untuk masuk dalam bursa lelang operator Pelabuhan Patimban ini bukan tanpa alasan. Terdapat sejumlah pertimbangan yang membuat perusahaan merasa perlu terlibat dalam calon pelabuhan terbesar di Indonesia ini.

"Bagi IPC, keberadaan Patimban nantinya akan positif tidak hanya dalam memberikan kemudahan bagi pengguna jasa khususnya di wilayah Jawa Barat, namun juga dapat mendorong terwujudnya pelayanan yang semakin baik di Tanjung Priok," urainya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta jajarannya untuk mempercepat pembangunan Pelabuhan Patimban, Jawa Barat. Pelabuhan yang akan beroperasi secara penuh di 2023 itu, disebut akan menjadi pelabuhan terbesar di Indonesia.

Pelabuhan Patimban berada di area seluas 369 hektare (ha) dan backup area mencapai 345,2 ha, dengan biaya investasi total hingga mencapai Rp 43,2 triliun. Pada tahap awal, pelabuhan tersebut akan beroperasi di November atau Desember 2020.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah akan segera mencari operator untuk mengurus pelabuhan ini. Rencananya, pengelola pelabuhan ini berasal dari asing maupun domestik.

"Dengan melakukan suatu koordinasi untuk penunjukan operator, dimana operator ini Insya Allah akan dikerjasamakan dalam dan luar negeri, tentu kita yang mayoritas," kata Budi, Selasa (21/9/2020).

Budi menjelaskan total investasi dari proyek pembangunan Pelabuhan Patimban mencapai Rp 43,2 triliun. Untuk tahap satu sudah dilakukan sebesar Rp 14 triliun yang dananya berasal dari APBN dan pinjaman dari Japan International Cooperation Agency (JICA).

"Kita harapkan selesai tahun 2021. Diikuti nanti 2021 ke 2023 untuk tahap berikutnya sebanyak Rp 9,5 triliun," katanya.

"Sedangkan lainnya, tahap 3 dan 4 adalah kawasan-kawasan yang kita harapkan sebagai kawasan KPBU (kerja sama pemerintah badan usaha). Artinya kita akan lelang tempat-tempat itu dan ada satu kesempatan bagi swasta untuk berkiprah di sana dan kita tidak akan menggunakan APBN lagi," jelasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dana Dipangkas Gegara Corona, Proyek Pelabuhan Bakal Lelet!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular