
Kasus Corona Indonesia Rekor Terus, Yuk Belajar dari Italia!

Selepas pemerintah mengendurkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada awal Juni, lonjakan kasus corona tidak terhindarkan. Awalnya masyarakat kaget melihat jumlah pasien positif bertambah lebih dari 1.000 dalam sehari. Sekarang sudah sampai di atas 4.000.
Pandemi virus corona di Indonesia masih jauh dari kata terkendali. Ada baiknya Indonesia belajar dari pengamalan negara yang sempat merasakan pukulan hebat dari pandemi virus corona tetapi kemudian mampu bertahan dengan cukup baik.
Negara tersebut adalah Italia. Negeri Spageti adalah salah satu negara yang paling awal mengalami lonjakan kasus corona (di luar China). Bahkan Italia sempat disebut sebagai episentrum, pusat corona dunia.
Pemerintah Italia bergerak cepat. Perdana Menteri Giuseppe Conte memutuskan untuk memberlakukan karantina wilayah (lockdown) berskala nasional pada pekan ketiga Februari. Italia menjadi negara pertama di luar China yang menerapkan kebijakan tersebut. Lockdown baru dilonggarkan pada awal Mei.
Italia belajar banyak dari pengalaman pahit tersebut. Lockdown membuat mereka berbenah agar lebih siap menyambut gelombang serangan kedua (second wave outbreak) virus corona.
Sampai saat ini pemerintah Italia masih belum mencabut status darurat. Ini memungkinkan pemerintah untuk bergerak lebih cepat dan tegas.
Misalnya, pemerintah menerapkan sanksi denda bagi masyarakat yang kedapatan tidak memakai masker di luar rumah. Dendanya lumayan, EUR 400 atau nyaris Rp 7 juta dengan kurs saat ini.
Hasilnya, kepatuhan masyarakat dalam memakai masker cukup tinggi. Mengutip survei YouGov per 16 September, 85% warga Italia mengaku memakai masker saat berkegiatan di luar rumah. Persentase ini lebih tinggi ketimbang beberapa negara Eropa lainnya.
Pemerintah Italia juga menggencarkan tes corona. Saat ini, Italia sudah melakukan pengujian terhadap 10.679.675 spesimen. Dari 1 juta penduduk, sebanyak 176.695 orang sudah menjalani tes. Lebih banyak ketimbang Jerman dan Prancis.