
Covid-19 RI Selesai 2021 & Hidup Normal 2022, Realitanya?

Berbicara contact tracing, sebenarnya RI bisa mencontoh negara-negara lain. Misal seperti Singapura dan juga Australia. Kedua negara tersebut sampai meluncurkan aplikasi untuk memonitor mobilitas dan interaksi orang-orang.
Kunci utamanya sebenarnya bukan terletak di membuat aplikasinya, tetapi adalah pendekatan contact tracing yang komprehensif dan juga terukur. Tanpa adanya pelacakan yang baik, maka upaya pertama yaitu testing menjadi kurang bermakna.
Selain testing dan tracing sebenarnya cara lain yang juga digunakan untuk flattening the curve adalah menegakkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker di ruang publik, menerapkan perilaku higienis seperti mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak aman.
Namun lagi-lagi implementasi social distancing di Tanah Air termasuk buruk!
Blavatnik School of Government University of Oxford mengembangkan penilaian bagaimana sebuah negara mengatasi wabah virus corona. Salah satu aspek yang dinilai adalah kesehatan yaitu Containment Health Index.
Indeks ini mengukur kemampuan pemerintah dalam mengatasi pandemi dari sisi kesehatan, apakah itu dengan menerapkan pembatasan sosial (social distancing) yang ketat, melakukan tes massal, sampai investasi dalam pengembangan vaksin. Nilai indeks diperbarui secara harian, meski perubahannya tidak dinamis.
Per 22 September 2020, skor Containment Health Index Indonesia ada di 64,02 dari skala 1 sampai 100. Rata-rata nilai Containment Health Index di 41 negara berpendapatan menengah-atas adalah 64,59. Indonesia masih berada di bawah rata-rata itu.
Melihat realita di atas, jadi bisakah skenario Covid-19 berakhir 2021 dan hidup normal mulai 2022 bisa terjadi? Aduh! Mending berbenah dulu deh cara penanganan pandeminya!
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)[Gambas:Video CNBC]