
Banyak Kelonggaran, Pakar Epidemi: Saat Ini PSBB Kompromi!

Jakarta, CNBC Indonesia- Peningkatan kasus Covid-19 di DKI Jakarta membuat Pemerintah Provinsi kembali melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketat. Hingga Selasa (22/09/2020) Jakarta mencatat hampir 65.000 total kasus, dengan tren penambahan pasien baru diatas 1.000 orang per hari. Sejak PSBB diberlakukan lagi pada 14 September, tercatat sudah 52 kantor ditutup sementara di DKI Jakarta.
Meskipun Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan menarik rem darurat dan kembali memberlakukan PSBB ketat, PSBB kali ini dinilai masih penuh kompromi dibandingkan yang pertama kali. Hal ini disampaikan oleh Ahli Epidemiolog Universitas Griffith Australia Dicky Budiman dalam Profit CNBC Indonesia, Rabu (23/09/2020).
"Agar PSBB efektif dibutuhkan timing, dosisnya, dan juga durasinya," kata Dicky.
PSBB ini menurutnya waktunya pas, disampaikan ketika kondisi rumah sakit penuh dan ada peningkatan jumlah pasien, serta angka kematian tinggi. Hal tersebut menjadi dasar valid untuk melakukan PSBB, karena tidak boleh terlalu cepat atau lama.
"Dosisnya ada total dan transisi, dan sekarang adalah PSBB kompromi karena banyak sekali pelonggaran. Dengan dosisnya tidak optimal dan tidak ideal, maka tidak efektif," kata dia.
Dari sisi durasi pun menurutnya tidak efektif karena hanya 2 minggu, padahal dari data epidemiologi dengan peningkatan pesat yang terjadi, idealnya PSBB dilakukan satu bulan. Jika seharusnya PSBB dilakukan satu bulan dan hanya dilakukan dua minggu maka tidak efektif, apalagi untuk DKI Jakarta dan wilayah penyangganya.
"Ibaratnya ada 10 orang sakit, yang minum obat satu orang. Ini jelas ga efektif, memang ada manfaatnya tapi jangan harap efektivitasnya," tegas Dicky.
Saat ini dari semakin meningkatnya tes yang dilakukan, terlihat positivity rate diatas 12,5% dan menunjukan laju prevalensi atau penyebaran di masyarakat sangat tinggi. Dicky mengatakan implikasinya terlihat dari banyaknya kasus yang ditemukan, tetapi juga masih banyak infeksi yang belum ditemukan.
"Ini harus ditingkatkan, kalau tidak kita akan menghadapi penambahan yang semakin meningkat bisa sampai 10 ribu per hari. Jangan hanya di beberapa lokasi saja yang wilayah sudah bagus testingnya, tetapi juga seluruh wilayah Indonesia untuk meredam Covid-19," ujar Dicky.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Catat! Poin-poin Aturan PSBB Ketat Anies