Internasional

Xi Jinping Ternyata Cinta Damai Ogah Perang, Nih Buktinya!

sef, CNBC Indonesia
23 September 2020 07:44
U.S. President Donald Trump poses for a photo with China's President Xi Jinping before their bilateral meeting during the G20 leaders summit in Osaka, Japan, June 29, 2019. REUTERS/Kevin Lamarque
Foto: Pertemuan G-20 Trump-Xi (REUTERS/Kevin Lamarque)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping menegaskan negaranya tak berniat untuk perang. Baik perang dingin ataupun konforntasi sesungguhnya dengan negara manapun.

Ini ditegaskannya dalam sebuah pernyataan video yang direkam sebelumnya dalam pertemuan pemimpin dunia secara virtual di PBB. Agenda tahunan tersebut terpaksa dilakukan secara virtual karena pandemi corona (Covid-19).



"Kami akan terus meminimalkan perbedaan dan menyelesaikan perselisihan dengan yang lain melalui dialog dan negosiasi," kata Xi, dimuat Reuters, Rabu (23/9/2020).

"Kami tidak akan berusaha untuk hanya mengembangkan diri kami sendiri atau terlibat dalam permainan zero sum."

China memang tegang dengan sejumlah negara. Salah satunya, yang menjadi musuh bebuyutan adalah Amerika Serikat (AS).



Setelah tegang dengan perdagangan dan teknologi, hubungan Negeri Panda dan Negeri Elang itu makin runcing akibat pandemi corona. Washington menuduh Beijing tak transparan yang akhirnya membuat wabah semakin parah.

Dalam kesempatan itu, Xi juga menyindir Presiden AS Donald Trump soal peran WHO. Sebagaimana diketahui mantan pebisnis itu telah mengumumkan rencana Paman Sam meninggalkan lembaga kesehatan yang berbasis di Jenewa itu.

Ia menuding WHO bonek China. Klaim yang kemudian dibantah organisasi PBB itu.

"Menghadapi virus harus dengan meningkatkan solidaritas dan melalui ini bersama-sama," katanya lagi.

"Setiap upaya untuk mempolitisasi masalah atau stigmatisasi harus ditolak."

Sebelumnya Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan kepada 193 anggota Majelis Umum bahwa segala sesuatu harus dilakukan guna menghindari Perang Dingin. Hal itu, kata dia, sangat berbahaya.

"Dunia kita tidak mampu memiliki masa depan di mana dua ekonomi terbesar membelah dunia dengan sangat parah," katanya.

"Risiko kesenjangan teknologi dan ekonomi pasti berubah menjadi perpecahan geo-strategis dan militer. Kita harus menghindari ini dengan cara apa pun."


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngeri, Rencana Besar China Kuasai Dunia Terbongkar!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular