Sederet Masalah Maritim RI: Dari Logistik Hingga Perkapalan

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
15 September 2020 15:02
Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan memeriksa Kapal Carpenters Sirius Singapore dari Malaysia di tengah laut sejauh 4 mil dari dermaga saat akan memasuki Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan memeriksa Kapal Carpenters Sirius Singapore dari Malaysia di tengah laut sejauh 4 mil dari dermaga saat akan memasuki Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad mencatat besarnya potensi maritim di Indonesia dimana berdasarkan angka mencapai 10,41% dari PDB Nasional.

"Kelautan jarang disentuh. Hampir 77% dari luas wilayah kita laut. Apalagi penduduk kita hampir 13 juta di sektor kelautan," ujarnya dalam Virtual Sarasehan "Transformasi Ekonomi Indonesia Menuju Negara Maju dan Berdaya Saing" di Jakarta, Selasa (15/9/2020).

Menurutnya, ada dua agenda terpenting dalam rangka transformasi kemaritiman. Yang pertama adalah bagaimana konsisten agar pencurian ikan tidak terjadi terus menerus.

"Kedua, tentu saja harus memperbaiki pelayaran. Sebagian di wilayah barat, sementara wilayah timur tak tersentuh dengan baik," ujarnya.

Di sisi lain, lanjutnya, pelayaran memiliki beban logistik yang besar. Sementara itu, pengembangan dari pelayaran ini membutuhkan pelabuhan laut.

"Saya kira masih kurang. Karena kita tahu, kapal penangkap kita, saat beralih ke ocean going, moratorium ribuan kapal ditangkap, belum ada kebijakan," pungkasnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ongkos Logistik RI Masih Mahal, Kalah dari Tetangga di ASEAN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular