Doakan Ya, Semoga RI Tetap Bebas Tarif Bea Masuk dengan AS

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
14 September 2020 14:35
muhammad lutfi
Foto: muhammad lutfi

Jakarta, CNBC Indonesia - Resmi menjadi Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat (AS), Muhammad Lutfi akan menjalankan dua program prioritas. Pertama, memastikan bahwa AS memperpanjang persetujuan fasilitas pembebasan tarif bea masuk (generalized system of preference/GSP) ke Indonesia.

Kedua, Lutfi akan memulai pembicaraan negosiasi terkait perjanjian dagang bebas terbatas (limited trade deal) dengan AS.



"Saya akan mendorong dan memastikan bahwa persetujuan GSP diperpanjang," ujar Lutfi dalam siaran persnya pada Senin (14/9/2020).

"Lalu, memulai pembicaraan negosiasi daripada limited trade deal, yaitu barang-barang di AS yang pajaknya kurang dari 5 persen bisa di-nol persen-kan tanpa melalui kongres. Kita memulai negosiasi itu segera, itu prioritas."



Seperti diketahui, Indonesia berada di urutan ketiga negara yang banyak memanfaatkan fasilitas GSP AS. Sekitar 14,9% ekspor Indonesia ke AS memanfaatkan fasilitas tersebut. Saat ini, Indonesia tengah menunggu hasil review yang dilakukan pemerintah AS melalui United States Representative (USTR) terkait pemberian fasilitas GSP.

Lutfi memastikan diplomasi ekonomi dengan Negara Paman Sam akan diperkuat ke depannya. Seiring era baru perdagangan internasional, lanjut Lutfi, pihaknya menyadari bahwa bila ingin menjual barang atau produk ke pasar AS, maka Indonesia juga mesti membeli produk AS.

"Saya juga ingin memastikan produk-produk AS bisa berkompetisi di pasar Indonesia. Karena pasar kita besar dan prospektif, saya akan memastikan bahwa AS mengetahui bahwa Indonesia selalu memperbaiki iklim investasi," ungkapnya.

Lebih lanjut, Lutfi bertekad untuk memastikan bahwa investor-investor AS mengetahui dengan baik perbaikan iklim investasi di Tanah Air, dan menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi dari beberapa perusahaan asal AS.

Minat investor AS untuk menjadikan Indonesia sebagai negara tujuan investasi telah tercermin dari langkah Kimberly-Clark Corporation, pionir produk konsumen global yang bermarkas di Texas, AS.

Kimberly mengumumkan akan mengakuisisi perusahaan Softex Indonesia dengan nilai transaksi tunai US$ 1,2 miliar dari sekelompok pemegang saham, termasuk CVC Capital Partners Asia Pacific IV.

"Pada akhir era-70an mereka salah satu perusahaan pertama yang investasi besar di Indonesia. Sekarang mereka sudah mulai lagi. Dengan modalitas baru, dengan membuka pasar kita ternyata banyak investasi masuk. Mudah-mudahan mereka membuka pasar baru sekaligus menjadikan Indonesia sebagai pusat produksi," papar Lutfi.

Sebelum resmi menggantikan posisi Mahendra Siregar sebagai Dubes RI untuk AS, Lutfi sempat bekerja sebagai Menteri Perdagangan dan Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mengenal Jet Mata-mata AS P-8 Poseidon yang Ditolak Masuk RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular