Jakarta Longgarkan PSBB, Kasus Corona di Jawa & Bali Melesat

News - dob, CNBC Indonesia
11 September 2020 17:28
Anies Baswedan, Konferensi Pers Status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta. Ist Foto: Anies Baswedan, Konferensi Pers Status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta. Ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Juru bicara Satgas Covid-19, Wiku Adisasmito menegaskan PSBB transisi, yang merupakan pelonggaran dari kebijakan PSBB total di DKI Jakarta, memiliki efek di Pulau Jawa dan Bali.

"Jadi rupanya efek dari mobilitas penduduk karena adanya PSBB Transisi di Jakarta ternyata memiliki efek ke berbagai wilayah di Pulau Jawa," kata Wiku dalam video conference di Graha BNPB Jakarta, Jumat (11/9/2020).

Berdasarkan data terjadi peningkatan mobilitas dalam masa PSBB Transisi 31 Agustus 2020-6 September 2020 dibandingkan masa PSBB total sebelumnya.

Hal itu juga berpengaruh terhadap penambahan kasus dengan penambahan kasus di Pulau Jawa dan Bali di mana per tanggal 10 September kedua wilayah itu berkontribusi terhadap 64,18% dari total kasus Covid-19 nasional.

Sedangkan jika melihat berdasarkan zonasi, ada peningkatan. Kabupaten/Kota yang masuk ke zona merah meningkat dari 65 menjadi 70. selanjutnya Zona oranye 230 kab/kota menjadi 267. Kemudian zona kuning 151 menurun menjadi 114 kabupaten/kota.

"Zona kuning menurun bisa karena berubah ke zona oranye. Mobolitas penduduk kontribusi peningkatan jumlah kasus. Ini gunanya mengamati mobilitas penduduk," imbuhnya.

Senada dengan Wiku, Pakar Kesehatan Masyarakat, dr Iwan Ariawan, MSPH mengatakan jika membandingkan mobilitas penduduk dengan jumlah kasus harian, maka akan terlihat bahwa saat 50% atau lebih orang-orang keluar rumah, maka kasus akan meningkat.

"Waktu PSBB 60% orang di rumah, ini di Jakarta. Begitu keluar rumah lebih dari 50% kasus naik cepat," katanya.

Dia menegaskan, pertambahan kasus seharusnya tidak terjadi, jika protokol kesehatan dilakukan. Sebab berdasarkan penelitian, protokol kesehatan mencegah penambahan kasus setelah PSBB dilonggarkan.

"Analisis kami untuk kota besar, Jakarta. 55% atau lebih penduduk di rumah saja untuk menurunkan transmisi. Kalau PSBB mau di longgarkan, harusnya cakupan memakai masker 85% baru bisa mempertahankan seperti saat PSBB," tegasnya.

Menurutnya, ada alasan mengapa ada masyarakat yang belum menggunakan masker. Hal ini menurutnya terkait dengan persepsi risiko, di mana ada yang menganggap risiko rendah bisa tertular.

"Ini harus diperbaiki. Saat ini orang sangat mungkin tertular. Dari segi aparat, kita harus menertibkan orang-orang yang belum memberlakukan protokol kesehatan," pungkasnya.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Wagub Ungkap Alasan Sulitnya Kendalikan Corona di DKI Jakarta


(dob/dob)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading