Penuh Pasien Covid-19, Begini Perincian Kondisi RS di Jakarta

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
10 September 2020 17:02
Suasana RSPI Sulianti Saroso Saat Kabar Adanya Pasien Positif Corona. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Suasana RSPI Sulianti Saroso (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia- Pemerintah pusat menjabarkan kondisi rumah sakit di DKI Jakarta yang mulai penuh pasien Covid-19. Bahkan sebagian dari rumah sakit tersebut sudah penuh 100%.

"Per 8 September lalu, 7 dari 67 rumah sakit rujukan Covid-19 ini penuh 100%. Ini ICU dan ruang isolasi," ujar Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers dari Kantor Presiden, Kamis (10/9/2020).

Wiku memerinci sebanyak 46 rumah sakit Covid-19 terisi di atas 60%. Sementara hanya sebagian kecil, yakni 14 rumah sakit yang terisi di bawah 60%.

Wiku menggunakan data 8 September ketika kasus aktif Covid-19 di DKI masih 10.693 orang. Sementara itu kasus aktif hingga hari ini telah mencapai 11.092 orang, atau telah bertambah 399 orang dari 8 September.

Meski demikian, Wiku menambahkan bahwa rumah sakit darurat di Wisma Atlet juga memiliki kamar untuk perawatan terutama pasien dengan kondisi sedang dan ringan.

"Jumlah kamar yang ada pada saat ini adalah 2.700 tempat tidur dan terisi 1.600. Jadi masih ada 1.100 tempat tidur untuk perawatan pasien dengan status sedang dan ringan," ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Wiku mengomentari rencana penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) total di DKI Jakarta mulai Senin (14/9/2020). Menurut Wiku, penerapan PSBB total tidak terlepas dari peningkatan kasus konfirmasi positif Covid-19 selama pemberlakuan PSBB transisi.

Dalam keterangan pers dari Kantor Presiden, Jakarta, dia mengungkapkan, sebelum PSBB, kasus konfirmasi positif Covid-19 di ibu kota relatif masih rendah. Hal itu terlihat pada PSBB tahap I, II, dan II.

"Akan tetapi, ketika PSBB transisi kasusnya cenderung meningkat dari waktu ke waktu," kata Wiku, Kamis (10/9/2020).

Ia menambahkan, selama lima pekan terakhir, lima kota di Jakarta tetap berada di zona merah. Hal itu menunjukkan kondisi dengan tingkat penularan yang tinggi sehingga diperlukan pengetatan.

"Dan kalau kita lihat dari kondisi tersebut mari kita jadikan ini adalah sarana pembelajaran kita bersama dan pembatasan aktivitas ini sudah seharusnya kita lakukan bersama sejak awal supaya bisa menekan kasus positif ini dan juga kematian dan tapi ternyata kondisi itu belum sempurna terjadi di beberapa waktu yang lalu," kata Wiku.

"Dan kita harus menerima kenyataan ini dan kita harus mundur satu langkah untuk bisa melangkah kembali ke depan dengan lebih baik dalam kehidupan yang lebih normal. Maka dari itu mari kita bangun kedisplinan bersama jika kondisi ini tidak ingin terulang kembali."


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PSBB Total! RS di Jakarta Berpotensi Penuh Pasien Covid-19

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular