PSBB Total ataupun Tidak, Yakin Lah Sumpah Resesi Terjadi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total diputuskan akan dilakukan pada 14 September 2020 oleh Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Jakarta sebagai salah satu pusat ekonomi dan bisnis di Indonesia, pasti akan berpengaruh kepada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Sejumlah ekonom meyakini, pada kuartal III-2020, Indonesia sudah pasti akan masuk ke dalam jurang resesi ekonomi.
"Di kuartal III dengan ada PSBB atau tanpa PSBB, resesi sudah hampir pasti. Karena memang situasinya lumayan sulit di kuartal III-2020, tidak seperti yang sebelumnya," ujar Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/9/2020).
Kendati demikian, menurut Fithra PSBB memang dibutuhkan, di tengah penularan kasus positif covid-19 yang terus melonjak, terutama di Jakarta.
Oleh karena itu, diharapkan dengan adanya PSBB ini, dapat membuat perekonomian bisa cepat pulih, karena untuk me-restart ekonomi di tengah pandemi ini, variabel kesehatan harus ditanggulangi terlebih dahulu.
"Ketika [kurva] pandemi sudah flat, maka baru kita bisa berbicara pertumbuhan ekonomi. Kalau tidak ya akan seperti ini terus," jelas Fithra.
Fithra pun optimistis, pertumbuhan ekonomi akan bisa pulih kembali. Hal itu terlihat dari peningkatan Purchase Manufacturing Index (PMI) yang kini pada Agustus lalu sudah naik ke angka 50,8 jika dibandingkan bulan Juli yang ada pada posisi 46,9, dan adanya peningkatan nilai ekspor, serta neraca perdagangan yang menunjukkan surplus di bulan lalu.
Oleh karena itu, Fithra juga meyakini Indonesia masih jauh dari depresi ekonomi. "Saya kira masih [jauh dari depresi]. Karena yang menyebabkan resesi atau pertumbuhan ekonomi negatif itu bukan fundamental ekonomi. Tapi lebih ke covid-19nya," tutur Fithra.
Senada juga disampaikan oleh Kepala Ekonom BCA David Sumual. Menurut David, tanpa ada PSBB lagi, pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2020, sebenarnya sudah diproyeksikan negatif. Indonesia mengalami resesi pun, sudah merupakan hal yang lumrah.
David memproyeksikan pertumbuhan ekonomi akan berada pada kisaran -1% hingga -3%.
"Bukan hal aneh karena menurut World Bank 93% negara dunia akan masuk resesi. Maka gak heran kalau Indonesia juga resesi. Karena negara-negara maju diprediksi akan masuk resesi," jelas David.
Menteri Keuangan Sri Mulyani juga sebelumnya telah mengingatkan, Indonesia akan mengalami kontraksi ekonomi di kuartal III-20202. Meski tidak sedalam kuartal II, tapi ia menilai masih terus diwaspadai.
"Kontraksi ekonomi Indonesia di tahun 2020 ini di kuartal kedua kemungkinan masih akan berlangsung, dari sisi kuartal ketiga meskipun suasana kuartal ketiga mungkin relatif lebih baik dari kuartal kedua tersebut," ujarnya di Gedung DPR RI pekan lalu.
Dengan kondisi ini, maka outlook ekonomi Indonesia di tahun ini pun direvisi ke bawah. Pertumbuhan ekonomi sebelum Covid diprediksi bisa tumbuh 5,3% dan saat ini menjadi -1,1 sampai 0,2%.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramalan & Skenario Ekonomi RI Tumbuh 5% di 2021, Percaya??