Jakarta yang 'Dikunci', Kenapa RI yang Resesi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Jantung ekonomi Indonesia, DKI Jakarta akan kembali menutup diri mulai minggu depan. Denyutnya yang dipaksa melemah sudah bisa dipastikan bakal menyeret perekonomian nasional ke dalam jurang resesi.
Semalam, melalui konferensi pers di Balaikota, Gubernur Anies Baswedan memutuskan untuk menerapkan kembali Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) seperti awal wabah Covid-19 merebak. Alasan Anies mengerem geliat ekonomi ibu kota adalah kondisi wabah yang semakin mencemaskan.
DKI Jakarta masih menjadi penyumbang kasus terbanyak secara nasional. Sampai dengan kemarin ada 49.837 penderita Covid-19 di DKI Jakarta. Sebanyak 37.245 orang dinyatakan sembuh. Dengan begitu tingkat kesembuhan di Jakarta sudah lebih dari 70%.
Namun apabila melihat indikator epidemiologi lainnya, Jakarta masih jauh dari kata aman. Pertama adalah positive rate yang masih berada di kisaran 15-20%. Artinya jika ada 100 orang dites, 15-20 orang ditemukan positif mengidap Covid-19.
Angka itu mengindikasikan bukan hal yang susah untuk menjumpai penderita Covid-19 di Jakarta. Apalagi kalau melihat angka reproduksi efektif (Rt) ibu kota yang masih di atas 1 sampai hari ini. Nilai Rt = 1 mencerminkan bahwa setiap penderita Covid-19 masih dapat menularkan penyakit ganas itu ke satu orang lain.
Pertambahan kasus di DKI Jakarta setiap harinya kini sudah mencapai angka 1.000 kasus per harinya. Tren ini terus meningkat sejak PSBB transisi diterapkan awal Juni lalu.
Banyaknya angka positif Covid-19 di DKI Jakarta dan munculnya berbagai cluster terutama di perkantoran membuat rumah sakit kewalahan. Jumlah pemakaman dengan protab Covid-19 pun terus meningkat di ibu kota.
Mencemaskan? Tentu. Bahkan sampai mengkhawatirkannya, 59 negara melarang orang Indonesia berkunjung ke negara mereka.
Center for Disease Control & Prevention (CDC) AS bahkan memberikan peringatan level 3 dan mengatakan terlalu berisiko untuk bersinggungan dengan Indonesia. CDC merekomendasikan pembatalan berbagai aktivitas kunjungan yang tak esensial ke Indonesia.
Alarm yang sudah menyala merah itu membuat Anies secara mendadak menarik rem darurat dengan kebijakan PSBB total yang membuat pasar saham goyang. Hari ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) harus kembali terbenam di zona merah dengan koreksi 5%. Konsekuensinya adalah trading halt atau perdagangan dihentikan selama setengah jam.
Pelaku pasar merespons negatif kebijakan ini karena dengan mandeknya ekonomi Jakarta akan sangat membebani perekonomian nasional dan bisa dipastikan RI akan mengikuti 44 negara lain yang jatuh ke jurang resesi.
