Boediono Ungkap Krisis Covid-19 Lebih Parah Dibanding 1998

Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
09 September 2020 14:48
Boediono
Foto: Boediono / Detikcom

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil presiden ke-11 RI, Boediono, mengatakan bahwa krisis yang disebabkan oleh pandemi virus corona (Covid-19) lebih parah dari yang terjadi pada 1998 lalu.

Itu dikarenakan dampaknya telah menambah tekanan pada berbagai bidang, mulai dari keamanan, perdagangan, sampai tenaga kerja dan tingkat kemiskinan.

"Itu semua adalah masalah penting di masa normal, tetapi menjadi keharusan untuk dicermati di saat krisis. Itu membawa kembali ingatan saya tentang apa yang terjadi selama Krisis Keuangan Asia 1997-1998," katanya dalam kegiatan The Australian National University (ANU) Indonesia Project, Rabu (9/9/2020).

Boediono menjelaskan, pada tahun 1997-1998 Indonesia juga mengalami krisis pangan, utamanya beras. Akibatnya, pada tahun 1998 harga beras dalam negeri naik 250%, berkontribusi pada rekor hiper-inflasi yang tinggi sebesar 80%, jelasnya.

Krisis keuangan 1998 juga berdampak penuh pada sektor rill, katanya. Produk domestik bruto (PDB) juga turun lebih dari 13% dan PHK di sektor formal dan informal terjadi secara masif.

"Tingkat kemiskinan meningkat lebih dari dua kali lipat dari 11,3% pada tahun 1996 menjadi 24,2% pada tahun 1998 dan pada tahun-tahun berikutnya mulai menurun, tetapi baru perlahan-lahan mencapai kembali ke masa sebelum krisis pada 15 tahun kemudian," terangnya.

"Ditambah dengan keadaan yang tidak menguntungkan tersebut, pada akhir tahun 1997 dan awal tahun 1998 situasi politik semakin meledak. Ya, Indonesia pernah mengalami badai yang hebat."

Ia pun menegaskan bahwa apa yang terjadi di 1998 sedang terjadi lagi pada saat ini di tengah pandemi Covid-19. Di mana ada PHK masal dan kekacauan ekonomi di mana-mana. Parahnya, katanya, masa depan pasca pandemi juga tidak jelas.

"Kita sekarang berada lagi di tengah-tengah krisis lainnya. Pertama, dalam beberapa hal lebih rumit dan lebih dilematis daripada krisis tahun 1998. Ada hal-hal baru yang tidak diketahui terutama ketika kita melihat sedikit ke masa depan," paparnya.


(res/sef/res)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pengusaha Sebut Krisis Corona Berat, Lebih Parah 1998 & 2008

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular