
Trump-Biden Saling Serang, dari Bodoh hingga Pencundang

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan saingannya dalam pemilihan presiden mendatang dari Partai Demokrat, Joe Biden, saling mengecam satu sama lain.
Kejadian itu terjadi pada Senin (7/9/2020), saat hari terakhir (homestretch) kampanye masing-masing kandidat digelar di negara itu.
Dalam kesempatan itu, Trump menggambarkan Biden, yang mengalahkannya dalam jajak pendapat nasional, sebagai ancaman bagi ekonomi dan "bodoh". Sementara Biden menyerang Trump dengan mengungkit salah satu "kegagalannya" selama menjabat sebagai presiden, yaitu merendahkan tentara yang berguguran.
"Biden dan pasangannya yang sangat liberal (Kamala Harris), orang paling liberal di Kongres - menurut saya bukan orang yang kompeten, akan menghancurkan negara ini dan akan menghancurkan ekonomi ini," kata Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih.
Presiden ke-45 AS itu juga kerap menyebut Biden dengan kata "bodoh" ataupun "Sleepy Joe" dalam penampilannya, lapor Reuters, Selasa.
Selain mengejek Biden, dalam kesempatan itu Trump juga membantah kabar dirinya meremehkan tentara yang gugur dalam perang. Kabar ini mulai ramai beredar setelah dipublikasikan oleh The Atlantic.
"Tidak ada orang yang lebih menghormati tidak hanya militer kami, tetapi juga orang-orang yang memberikan nyawa mereka di militer," kata Trump membela diri.
Namun demikian, Biden justru menjadikan laporan itu sebagai amunisinya menyerang Trump saat berbicara di Pennsylvania. Ia juga membahas soal putranya, Beau Biden, yang bertugas di Irak sebagai anggota Pengawal Nasional Delaware dan meninggal karena kanker otak pada tahun 2015.
"Beau bukanlah pecundang atau bodoh. ... Dia melayani dengan para pahlawan," kata Biden.
Trump dan Biden akan melenggang di pemilu presiden pada 3 November mendatang. Sebelumnya hasil sejumlah jajak pendapat menunjukkan bahwa Trump dan Biden saling berpacu dalam hal dukungan.
Namun, Biden telah lebih sering unggul dalam hasil jajak pendapat. Hal itu dikarenakan Trump, yang sudah menjabat sebagai presiden sejak 2016, kerap terlibat kontroversi.
Salah satu hal yang membuat Trump "buruk" di mata warga AS adalah cara penanganannya atas pandemi virus corona (Covid-19). Di era Trump, demo rasisme juga menjamur di AS baru-baru ini.
Biden juga menjadikan semua kelemahan Trump tersebut sebagai kritikan untuk menjatuhkan presiden dari Partai Republik itu. Biden menyebutnya sebagai pemimpin yang tidak efektif.
"Orang-orang telah mengetahui bahwa bukan ahli keuangan Wall Street yang membuat negara ini berjalan. Itu Anda, para pekerja penting," kata Biden, merujuk pada kelas pekerja yang telah direndahkan Trump.
(res/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laporan Intelijen! Capres AS Ini Didukung Rusia-China-Iran
