Calon Kuat Negara-negara yang Masuk Jurang Resesi, RI?

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
07 September 2020 08:51
[DALAM] Resesi
Foto: Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Virus corona (Covid-19) yang berasal dari kota Wuhan, Provinsi Hubei, Republik Rakyat China telah menyerang lebih dari 200 negara dan wilayah di seluruh dunia.
Bahkan, karenanya 47 negara sudah sah mengalami resesi.

Pemerintah di berbagai dunia telah mengorbankan sektor ekonomi demi meredam penyeberan virus corona. Dari kebijakan pembatasan sosial (social distancing) hingga karantina wilayah (lockdwon) diterapkan yang akhirnya membuat roda perekonomian melambat signifikan.


Pada umumnya, suatu negara dikatakan mengalami resesi ketika produk domestik bruto (PDB) mengalami kontraksi 2 kuartal beruntun secara tahunan atau year-on-year (YoY). Sementara jika kontraksi terjadi secara kuartalan atau quarter-to-quarter (QtQ), maka disebut mengalami resesi teknikal.

Amerika Serikat, negeri Adikuasa yang memiliki nilai perekonomian terbesar di dunia menjadi salah satu yang mengalami kontraksi PDB terparah (QtQ). PDB AS kuartal II-2020 dilaporkan sebesar -31.7%, menjadi kontraksi ekonomi terparah sepanjang AS sementara di kuartal I-2020, PDB Negeri Paman Sam berada pada level -5%.

Namun secara basis tahunan ekonomi di kuartal I masih positif meski kuartal II negatif. Sehingga sah mengalami resesi.

Sementara negara emerging market yang termasuk dalam G20, seperti Afrika Selatan dan Argentina juga mengalami resesi. Meski kontraksi ekonominya tak separah AS.

Pekan ini, ada beberapa negara lagi yang akan melaporkan data PDB. PDB Irlandia kuartal II-2020 akan dirilis pada Senin (7/9/2020).

Tetapi meskipun mengalami kontraksi, Irlandia masih belum akan mengalami resesi. Sebab di kuartal sebelumnya PDB Irlandia masih tumbuh 5,1% YoY.

Kendati demikian, Komisi Eropa memprediksi PDB Irlandia akan berkontraksi 8,5% YoY sepanjang tahun ini. Artinya hampir pasti akan mengalami resesi di tahun ini.

Selain Komisi Eropa, Moody's yang sebelumnya memprediksi ekonomi Irlandia hanya akan berkontraksi 1,6% YoY, kini meramal kontraksi sebesar 8,5% YoY. Moody's mengatakan meski pemerintah Irlandia mengelola perekonomian secara prudent, tetapi masih belum cukup untuk menghindarkan dari resesi.

Kemudian, Makedonia yang akan merilis data PDB juga pada hari Senin. Sama dengan Irlandia, Makedonia juga masih selamat dari resesi, sebab di kuartal I-2020 PDB masih tumbuh 0,2% YoY.

Makedonia juga tidak akan lepas dari resesi di kuartal III-2020 nanti. PDB Makedonia sebelumnya diprediksi akan tumbuh 3,8% di tahun ini, tetapi kini diramal -3,5% itu pun merupakan skenario yang paling optimistik.

Selain Irlandia dan Makedonia, Indonesia juga termasuk negara calon resesi di kuartal III-2020. Waktu yang akan menjawab.

Indonesia Bagaimana?

Di kuartal II-2020, PDB Indonesia mengalami kontraksi 5,32% YoY, artinya jika di kuartal ini kembali minus Indonesia sah mengalami resesi untuk pertama kalinya sejak krisis moneter 1998.

Risiko resesi kian nyata setelah pemerintah DKI Jakarta terus memperpanjang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) hingga saat ini. Artinya nyaris sepanjang kuartal III-2020 atau nantinya sepanjang kuartal III akan dilalui dengan PSBB, sehingga laju pemulihan ekonomi berjalan lambat.

Bank Dunia dalam laporan Indonesia Economic Prospects edisi Juli 2020, dengan judul The Long Road to Recovery memperkirakan ekonomi Indonesia tidak tumbuh alias 0%.

Bank Dunia juga memiliki skenario kedua, yaitu ekonomi Indonesia mengalami kontraksi -2% pada 2020 jika resesi global ternyata lebih dalam dan pembatasan sosial (social distancing) domestik lebih ketat.

"Ekonomi Indonesia bisa saja memasuki resesi jika pembatasan sosial berlanjut pada kuartal III-2020 dan kuartal IV-2020 dan/atau resesi ekonomi dunia lebih parah dari perkiraan sebelumnya," tulis laporan Bank Dunia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga semakin gamblang memproyeksikan PDB Indonesia akan minus di kuartal III-2020, artinya resesi.

"Dengan bacaan dan analisa di kuartal II-2020 dan terutama aktivitas ekonomi, pemerintah Kemenkeu proyeksi di 2020 adalah minus 1,1% hingga 0,2%. Lower end dari prediksi kita, menunjukkan bahwa mungkin di kuartal III-2020 kita mungkin masih di negatif growth dan kuartal IV masih dalam zona sedikit di bawah netral."

Sri Mulyani menyampaikan hal ini saat rapat di Badan Anggaran DPR, Rabu (2/9/2020).


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Potret Malaysia yang Terkena Resesi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular