Ngeri! Mutan Virus Covid-19 Terus Berkembang Merajalela

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
06 September 2020 14:48
Pengunjung mengugunakan transportasi KRL di Stasiun Tujuan Bogor-Jakarta Kota, Kamis,12/3/2020. Paparan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait risiko penyebaran virus corona yang menyebabkan Covid-19 via transportasi salah satunya KRL commuterline rute Bogor-Depok-Jakarta Kota berisiko tinggi menjadi area penyebaran virus corona terbesar. Beberapa penumpang juga menggunakan masker guna antisipasi penyebaran virus. Pantauan CNBC Indonesia Penumpang yang telah menumpuk mulai berjalan merangsek mendekati arah datangnya kereta. Jam-jam sibuk kendaraan umum dimana banyak para pekerja yang memulai aktivitasnya sehingga terlihat tidak ada tempat untuk bergerak.   (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Penumpang KRL (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pakar Biomolekular Universitas Airlangga, Ni Nyoman Tri Puspaningsih mengungkapkan mutasi virus corona, termasuk dengan strain D614G terus menyebar. Pasalnya, data di GISAID (Global Initiative on Sharing All Influenza Data) terus menunjukkan kenaikan. Adapun adalah lembaga bank data yang saat ini menjadi acuan untuk data genom virus corona SARS-CoV-2.

"Kemarin masih 92 ribu dua hari lalu, sekarang sudah 94 ribu. Peningkatannya masih di 77,5%. Artinya, hampir 78% mutan ini yang 2 ribu teranyar. Artinya ini kan luar biasa menguasai semua virus yang ada adalah varian ini," katanya dalam program Profit CNBC Indonesia akhir pekan ini.

Puspaningsih menyebut beberapa lembaga di Indonesia mengirim beberapa mutan D614G. Awalnya dari Eijkman mengirim 4, kemudian Unair 2, namun jumlahnya berpotensi bertambah, apalagi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga mengirim data yang sama.

Banyaknya data yang dikirim bisa menambah dalam riset penelitian yang dilakukan. Apalagi, virus ini sudah bermutasi sejak awal ditemukan di Indonesia pada April lalu. Karenanya, perlu perhatian lebih dalam mengawal penyebarannya.

"Lebih mudah menular, penyebarannya lebih cepat. Apakah ini berbahaya? Kita tau Covid-19 sangat bervariasi. Ekspresi dari infeksi ini ada yang ringan, OTG (orang tanpa gejala), ada yang sedang, berat, apalagi komorbid (punya penyakit lain) bisa sangat berbahaya. Artinya ada pengelompokan dari sel inang di manusia merespon terhadap infeksi virus ini, jadi tidak dipukul rata semua sebabkan kematian," katanya.

Sementara itu, Kepala Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman Amin Soebandrio juga mengatakan keberadaan virus ini memang sudah terdeteksi berada di Indonesia sejak April lalu.

"Dan ini sebetulnya menunjukkan bahwa virus ini sudah ada di Indonesia. Saat ini kami berupaya mendapatkan informasi lebih lanjut dari kota lain untuk mendapatkan gambaran seberapa luas," katanya.

Amin menegaskan, kendati sejauh ini virus tersebut tidak dinyatakan berbahaya bukan berarti masyarakat bisa lengah. Menurutnya, pandemi sampai saat ini belum ada tanda-tanda berakhir.

"Kita tidak boleh anggap pandemi ini dapat diabaikan karena kita tetap harus melaksanakan protokol kesehatan," tegasnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Covid-19 Singapura Ngegas 25.000, Warga Ramai-Ramai Borong Masker

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular