Laba Semester I Anjlok, PGN Beberkan Alasannya

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
05 September 2020 11:13
Dok: PGN
Foto: Dok: PGN

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 87,5% pada semester I 2020, seiring turunnya pendapatan di tengah pandemi Covid-19.

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan kemarin, Jumat 04/09/2020), laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk sebesar US$ 6,72 juta atau sekitar Rp 97,5 miliar (kurs Rp 14.500/US$) di semester I 2020. Sementara periode yang sama tahun sebelumnya laba bersih tercatat US$ 54,04 juta.

Pendapatan subholding gas PT Pertamina (Persero) ini tercatat US$ 1,47 miliar, turun hampir 18% dari setahun sebelumnya US$ 1,79 miliar. Sejalan dengan hal itu, beban pokok pendapatan juga terkoreksi dari US$ 1,21 miliar menjadi US$ 1 miliar.

Direktur Keuangan PGN Arie Nobelta Kaban mengungkapkan bahwa pencapaian kinerja keuangan semester I Tahun 2020 sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat ini triple down effect antara lain dampak pandemi Covid-19, turunnya harga minyak dunia dan melemahnya kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Kondisi tersebut menurutnya berpengaruh kepada usaha PGN, terutama sektor hulu yang tergantung pada pasar, terutama harga minyak dan gas serta harga LNG.

"Rendahnya harga minyak dan gas menyebabkan penurunan pendapatan sektor hulu sedangkan biaya pengoperasian tidak serta merta mengikutinya," tuturnya seperti dikutip dari keterangan resmi perusahaan hari ini, Sabtu (05/09/2020).

Harga minyak gas dan bumi yang tidak sebaik proyeksi yang dilakukan pada akhir 2019, menurutnya berpengaruh pada pendapatan dari sektor hulu dan recoverability aset-aset di hulu yang dikelola PT Saka Energi Energi Indonesia (SEI).

"Faktor-faktor di atas menyebabkan laba konsolidasi yang diatribusikan ke entitas induk pada semester I tahun 2020 menjadi sebesar US$ 6,7 juta. Untuk semester II, manajemen berupaya maksimal untuk meningkatkan pendapatan dan tetap disertai dengan efisiensi dari sisi biaya sehingga di semester II diharapkan kinerja keuangan menjadi lebih baik," paparnya.

Arie menjelaskan, untuk posisi keuangan PGN konsolidasi saat ini dalam kondisi cukup baik dengan posisi Kas dan Setara Kas per 30 Juni 2020 sebesar US$ 1,24 miliar. Posisi ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2019 yaitu sebesar US$ 1,04 miliar.

Demikian juga dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya, menurutnya masih baik dengan Current Ratio per 30 Juni 2020 sebesar 230%, lebih tinggi jika dibandingkan dengan Current Ratio per 31 Desember 2019 sebesar 197%.

Lebih lanjut dia menuturkan, sebagai respon terhadap dampak Covid-19 dan menjaga kinerja perusahaan, PGN tetap mengembangkan pembangunan infrastruktur dengan mengambil kebijakan optimasi efisiensi yang tidak terkait langsung dengan pendapatan dan kehandalan jaringan pipa. Selain itu, juga dilaksanakan optimasi arus kas melalui prioritas anggaran investasi.

"Dengan begitu, diharapkan PGN tetap mampu memberikan kinerja positif di tengah perlambatan ekonomi nasional dan global," ujar Arie.

Selama periode Januari-Juni 2020, PGN berhasil menyalurkan gas bumi sebesar 2.016 miliar British thermal unit per hari (BBTUD). Dengan rincian, volume distribusi sebesar 811 BBTUD dan volume transmisi sebesar 1.294 BBTUD.

Arie juga mengungkapkan penurunan distribusi dan transmisi gas disebabkan oleh penurunan permintaan saat diberlakukannya Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) beberapa waktu lalu. Hampir seluruh sektor pelanggan, khususnya di sektor komersial, industri seperti restoran, pusat perbelanjaan, hotel, dan produsen baja menurutnya terdampak dan menutup produksi karena pandemi Covid-19.

Karena pandemi Covid-19 ini, perusahaan sempat mengalami kendala dalam pengembangan infrastruktur dan layanan gas bumi. Namun, menurutnya PGN tetap melaksanakan pembangunan, sehingga pada periode Januari-Juni 2020, total pelanggan PGN tercatat lebih dari 417.000 pelanggan.

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama menambahkan bahwa PGN juga akan terus membangun dan memperluas infrastruktur gas bumi yang berkesinambungan. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional di berbagai sektor bisnis dan pemulihan ekonomi nasional.

Melalui berbagai inisiatif dan inovasi yang terus dilakukan, PGN terus membangun proyek-proyek utama untuk ketahanan dan bauran energi di berbagai wilayah di Indonesia. Salah satu inovasi untuk menjaga ketahanan pasokan yaitu dengan diintegrasikannya jaringan pipa transmisi South Sumatera West Java (SSWJ) dengan jaringan pipa transmisi West Java Area (WJA) milik PT Pertagas. Integrasi ini akan meningkatkan kapasitas penyaluran gas dari Sumatera ke Jawa Barat sebesar 100-150 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

Selain itu, lanjutnya, saat ini PGN Grup melalui PT Pertagas sedang melaksanakan pembangunan pipa minyak rokan sepanjang 367 KM yang ditargetkan dapat mengangkut sekitar 265.000 barel minyak per hari dan dapat menekan biaya investasi US$ 150 juta atau sekitar Rp 2,1 triliun.

Selanjutnya, PGN sedang melaksanakan regasifikasi LNG ke 56 lokasi pembangkit listrik PLN untuk mendorong pemerataan akses listrik di berbagai wilayah, serta gasifikasi kilang Pertamina di lima lokasi untuk peningkatan nilai keekonomian dan efisiensi energi kilang Pertamina. Proyek-proyek tersebut diharapkan optimal dalam efisiensi biaya proyek strategis pemerintah.

Menurut Rachmat, inisiasi dan sinergi antar Subholding Gas dan Holding Migas Pertamina untuk melaksanakan integrasi jaringan infrastruktur gas bumi dapat menjamin penyediaan pasokan gas, efisiensi, dan mempercepat ketahanan energi nasional.

PGN sebagai Subholding Gas Pertamina juga komitmen melaksanakan realisasi Kepmen ESDM 89/ 2020 dan Kepmen ESDM 91K/ 2020, menyalurkan gas dengan harga khusus sebesar US$ 6 per MMBTU ke industri tertentu dan pembangkit listrik. PGN mengupayakan yang terbaik dengan integrasi infrastruktur untuk ketahanan pasokan, efisiensi dan tingkat layanan yang semakin baik.

"Dengan konsistensi dan dukungan stakeholder termasuk regulasi niaga gas bumi, maka PGN mengharapkan dapat menyelesaikan target pemanfaatan gas bumi yang telah dicanangkan, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk masyarakat Indonesia," tutup Rachmat.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Balkondes PGN Karangrejo Kenalkan Ikon Desa Energi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular