Sampai 2024, Pertamina Turunkan Premium, Bagaimana Pertalite?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
03 September 2020 11:12
Pengendara mengisi BBM di Salah satu SPBU, Kuningan, Jakarta, Minggu (10/2). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pengendara mengisi BBM di Salah satu SPBU, Kuningan, Jakarta, Minggu (10/2). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) tengah mengkaji penghapusan bahan bakar minyak (BBM) bensin yang memiliki nilai oktan (Research Octane Number/ RON) di bawah 91, seperti Premium dengan RON 88 dan Pertalite dengan RON 90.

Namun demikian, rencana tersebut tampaknya tidak bisa serta merta langsung dilakukan, terlebih karena kedua jenis bensin tersebut masih mendominasi penjualan bensin perseroan saat ini.

Berdasarkan data Pertamina, per 22 Agustus 2020, penjualan Premium dan Pertalite memiliki porsi 86,7% dari total penjualan bensin rata-rata mencapai 87.100 kilo liter (kl) per hari. Penjualan bensin harian ini didominasi oleh Pertalite mencapai 51.500 kl atau 59% dari total penjualan bensin perseroan, lalu disusul Premium sekitar 27,5% atau sebesar 24.000 kl. Sementara Pertamax hanya sebesar 10.900 kl per hari dan Pertamax Turbo 700 kl per hari.

Perseroan pun menuturkan terus berupaya meningkatkan penjualan bensin dengan RON di atas 91.

CEO Commercial & Trading Subholding Pertamina Mas'ud Khamid, mengatakan perusahaan akan terus mendorong penjualan bensin dengan RON 92 ke atas, salah satunya melalui program penambahan channel hingga ke pelosok desa seperti menargetkan 10.000 titik Pertashop per tahun. Dengan demikian, dia berharap konsumen bisa beralih ke BBM yang lebih ramah lingkungan.

Ketika perseroan menargetkan peningkatan penjualan bensin RON 92 ke atas, lantas bagaimana dengan penjualan bensin RON 91 ke bawah itu? Berdasarkan data Pertamina yang dipaparkan kepada Komisi VII DPR RI, Senin (31/08/2020), perseroan berencana menurunkan penjualan Premium.

Pada 2021, perseroan berencana mengurangi penjualan harian Premium menjadi 22.100 kl dari saat ini sekitar 24.000 kl. Lalu pada 2022 kembali diturunkan menjadi 19.000 kl. Pada 2023 terlihat lebih turun lagi menjadi 15.200 kl dan pada 2024 menjadi 13.800 kl.

Adapun porsi penjualan Pertamax terlihat mulai lebih tinggi dibandingkan penjualan Premium pada 2023 di mana saat Premium hanya ditargetkan sebesar 15.200 kl per hari, penjualan Pertamax mencapai 24.800 kl per hari dan pada 2024 penjualan Pertamax naik lagi menjadi 29.900 kl per hari.

Ketika rencana penjualan Premium ini diturunkan, lantas bagaimana dengan penjualan Pertalite yang saat ini masih mendominasi porsi penjualan bensin perseroan? Berdasarkan data Pertamina, penjualan Pertalite masih tetap akan mendominasi hingga 2024, bahkan cenderung meningkat.

Pada 2021 penjualan harian bensin RON 90 ini masih ditargetkan rata-rata sebesar 51.500 kl. Pada 2022 ditargetkan naik menjadi 55.500 kl, lalu pada 2023 meningkat lagi menjadi 59.000 kl, dan pada 2024 menembus di atas 60 ribu kl, tepatnya 61.200 kl.

Seperti diketahui, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengeluarkan Peraturan Menteri No.20 tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O di mana bensin yang digunakan publik minimum harus RON 91.

Di sisi lain, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan Indonesia memiliki enam produk bensin yang dijual ke masyarakat, paling banyak di antara sembilan negara lainnya di Asia Pasifik yang rata-rata hanya menjual dua sampai empat produk bensin.

Dia menyebutkan, enam produk bensin tersebut antara lain Premium dengan RON 88, RON 89, lalu Pertalite 90, Pertamax RON 92, lalu Pertamax Plus RON 95 dan Pertamax Turbo RON 98.

"Itu alasan yang paling kuat kenapa kita perlu review kembali varian BBM kita karena itu benchmark-nya," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina akan Kurangi Stok Premium & Pertalite

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular