
Premium Dikaji Bakal Dihapus, Pertamina Gencar Jual Pertamax

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero), Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor minyak dan gas bumi, tengah mengkaji varian produk bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin khususnya yang memiliki nilai oktan (Research Octane Number/ RON) di bawah 91 seperti Premium dengan RON 88 dan Pertalite dengan RON 90.
Pasalnya, berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No.20 tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O mengatur bahwa bensin minimum harus RON 91. Ini artinya, bila mengacu pada peraturan tersebut, maka seharusnya tidak boleh ada lagi produk bensin di bawah RON 91 yang dijual ke publik.
Merespon kebijakan tersebut, Pertamina sebagai mayoritas penjual BBM retail di negara ini pun menuturkan terus berupaya meningkatkan penjualan bensin dengan RON di atas 91 seperti Pertamax dengan RON 92, Pertamax Plus RON 95 dan Pertamax Turbo RON 98.
CEO Commercial & Trading Subholding Pertamina Mas'ud Khamid, mengatakan perusahaan akan terus mendorong penjualan bensin dengan RON 92 ke atas, salah satunya melalui program penambahan channel hingga ke pelosok desa seperti menargetkan 10.000 titik Pertashop per tahun. Dengan demikian, dia berharap konsumen bisa beralih ke BBM yang lebih ramah lingkungan.
"Untuk dapat mengakselerasi pertumbuhan konsumsi BBM ramah lingkungan tersebut, diperlukan dukungan terkait penetapan regulasi dari stakeholder terkait," tuturnya kepada anggota Komisi VII DPR RI, Senin (31/08/2020).
Berdasarkan data Pertamina, per 22 Agustus 2020, total penjualan bensin rata-rata mencapai 87.100 kilo liter (kl) per hari, di mana penjualan harian didominasi oleh Pertalite mencapai 51.500 kl atau 59% dari total penjualan bensin perseroan, lalu disusul Premium sekitar 27,5% atau sebesar 24.000 kl, sedangkan Pertamax hanya 12,5% atau 10.900 kl dan Pertamax Turbo sebesar 700 kl atau hanya sekitar 0,8%.
Pada 2021, penjualan bensin RON 92 ke atas seperti Pertamax dan Pertamax Turbo ditargetkan naik menjadi 15.200 kl per hari, di mana Pertamax ditargetkan naik menjadi 14.300 kl per hari dan Pertamax Turbo 900 kl per hari. Lalu pada 2022 ditargetkan naik lagi menjadi 19.600 kl per hari, lalu 25.800 kl per hari pada 2023, dan 31.500 kl per hari pada 2024.
Peningkatan penjualan bensin RON 92 ke atas ini menurutnya juga sejalan dengan penambahan outlet Pertashop menjadi 14.308 outlet pada 2021, lalu 24.308 outlet pada 2022, 34.308 outlet pada 2023 dan 44.308 outlet pada 2024.
Dia menjabarkan, pada saat ini terdapat 5.162 outlet yang menjual Pertamax dan ini akan ditingkatkan menjadi 5.801 outlet reguler dan 4.308 outlet Pertashop hingga akhir tahun ini. Sementara yang menjual Pertamax Turbo terdapat di 1.058 outlet dan akan ditargetkan naik menjadi 1.750 outlet hingga akhir tahun ini.
"Dengan semakin tersebarnya outlet ke seluruh wilayah, maka masyarakat akan semakin mudah mendapatkannya dan akan semakin mendorong masyarakat untuk mulai beralih menggunakan BBM ramah lingkungan tersebut," tuturnya.
Sebagai salah satu upaya untuk mengalihkan konsumen Pertalite dan Premium ke Pertamax ini yaitu berupa pemberian promo cash back sebesar 30% bagi yang menggunakan aplikasi MyPertamina dan LinkAja.
"Kami di lapangan tidak henti menjual Pertamax," ujarnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pertamina akan Kurangi Stok Premium & Pertalite