
Premium Mau Dihapus, DPR Minta Keadilan di Wilayah 3T

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) tengah mengkaji penghapusan produk bahan bakar minyak (BBM) dengan nilai oktan (Research Octane Number/ RON) di bawah 91 seperti Premium dengan RON 88 dan Pertalite dengan RON 90. Hal ini mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang melarang penggunaan bensin dengan RON di bawah 91 karena akan merusak lingkungan.
Dalam Rapat Kerja (Raker) di Komisi VII DPR RI bersama dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) pada Rabu (02/09/2020), rencana ini kembali disinggung oleh salah satu anggota asal Maluku, yakni Mercy Chriesty Barends. Mercy meminta agar pemerintah dan Pertamina memberikan dukungan konstruktif kepada wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) jika rencana ini mau diterapkan.
Pasalnya, di wilayah 3T belum banyak terjadi konversi energi. Menurutnya seluruh pelaku yang terlibat di Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) selama ini menjual minyak tanah, solar, dan Pertalite, namun saat ini produk-produk tersebut tidak dijual di Indonesia Timur dan di daerah perbatasan.
"Hiswana Migas dan perwakilan kabupaten kota sampai tercengang. Kenapa kami mau diuji. Cobakan di pusat-pusat industri, pusat-pusat yang sudah maju dahulu. Masyarakat jauh menanggung beban harga yang tinggi," ungkapnya dalam Raker, Rabu, (02/09/2020).
Mercy mengusulkan agar harga dari Pertamax dibuat mendekati dengan Pertalite. Ia meminta agar ada keadilan sektor energi di wilayah-wilayah 3T sebagaimana keadilan di daerah-daerah yang sudah maju.
"Kami mohon ini menjadi perhatian serius pak Menteri (ESDM) sehingga ada keputusan bersama dari pemerintah," jelasnya.
Menurutnya keadilan akan energi belum dirasakan oleh masyarakat di wilayah 3T. Selama ini standar pelayanan yang didapatkan masih belum sama.
"Pemerintah mestinya memiliki standar pelayanan umum, sumber BBM ketahanan energi di ujung pulau Jakarta dan ujung pulau Papua sama dari sisi pelayanan paling mendasar," pintanya.
Menanggapi hal ini, Menteri ESDM Arifin Tasrif mengatakan rencana penghapusan Premium dan Pertalite menjadi tindak lanjut dari persyaratan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan untuk menyediakan energi bersih. Negara yang masih menggunakan BBM setara Premium hanya ada di tujuh negara saja, termasuk Indonesia.
"Mengganti Premium dan Pertalite untuk mengurangi masalah polusi," ujarnya.
Dia mengatakan saat ini sedang dilakukan uji coba untuk peralihan dari Premium ke bensin dengan RON lebih tinggi seperti Pertalite dan Pertamax. Ini menurutnya sudah dilakukan di Bali. Berikutnya, menurutnya akan dilakukan di empat daerah lainnya.
"Akan disiapkan di Jawa, Madura, Bali. Pertamina juga berhasil ciptakan projek Langit Biru di mana BBM oktan number tinggi bisa dicampur dengan oktan rendah," tuturnya. (*)
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Heboh Wacana BBM Premium dan Pertalite Dihapus, Benarkah?