
Duh! Exxon Siap-siap PHK nih!

Jakarta, CNBC Indonesia - Exxon Mobil Corporation, perusahaan minyak dan gas bumi asal Amerika Serikat, kini tengah mengkaji kemungkinan adanya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di seluruh wilayah kerja perusahaan yang tersebar di berbagai negara.
Hal ini diungkapkan juru bicara Exxon pada Rabu (02/09/2020) seperti dikutip dari Reuters, setelah perusahaan mengumumkan program "voluntary lay-off" atau pemberhentian sukarela di Australia.
Exxon merupakan perusahaan minyak terbaru yang menyatakan mulai mengurangi pekerja karena dipicu oleh jatuhnya permintaan bahan bakar minyak (BBM) akibat pandemi Covid-19.
Perusahaan telah memangkas belanja modal tahun ini sebesar 30% menjadi sekitar US$ 23 miliar. Pada Agustus lalu perusahaan juga menyebutkan berencana memotong belanja modal dan biaya operasional untuk mempertahankan dividennya setelah mencatatkan kerugian pada kuartal pertama dan kedua tahun ini.
"Kami sedang lakukan evaluasi di wilayah operasi setiap negara untuk mengkaji kemungkinan adanya efisiensi tambahan untuk menyesuaikan ukuran bisnis kami dan membuatnya lebih kuat di masa mendatang," kata juru bicara Exxon Casey Norton, yang berbasis di kantor pusat perusahaan di Irving, Texas, melalui email kepada Reuters.
Pernyataan juru bicara tersebut berubah dari pernyataan sebelumnya, di mana pada Juli lalu Exxon mengatakan kepada Reuters bahwa mereka tidak memiliki rencana untuk PHK akibat pandemi dan tidak ada target secara persentase untuk mengurangi tenaga kerja melalui tinjauan karyawan tahun ini.
Di Australia, Exxon mengatakan pada Rabu ini bahwa mereka telah menyelesaikan peninjauan pekerjaan proyek yang kini tengah dikerjakan dan juga proyek berikutnya di negara itu. Selain itu, perusahaan juga sedang mencari pekerja yang sukarela mau berhenti dari perusahaan.
"Program ini akan memastikan perusahaan bisa melalui kondisi pasar yang belum pernah terjadi sebelumnya ini," katanya dalam sebuah pernyataan.
Perusahaan tidak mengatakan berapa persen dari jumlah tenaga kerjanya yang akan dipangkas, tetapi untuk di Australia perusahaan akan mempertimbangkan semua karyawan yang menyatakan minatnya untuk berhenti secara sukarela.
"Sampai kajian di negara lainnya selesai, terlalu dini untuk menarik kesimpulan bagi negara lain," kata Norton.
Exxon ingin menjual 50% sahamnya di perusahaan patungan minyak dan gas di Bass Strait di tenggara Australia, yang diperkirakan analis dapat mencapai US$ 3 miliar.
Analis telah berspekulasi Exxon juga dapat menjual atau menutup kilang Altona di Melbourne, kilang tertua di Australia.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kapan Blok Cepu Bisa Produksi 235 Ribu BPD? Ini Jawaban Exxon