
Menteri ESDM Minta Proyek Smelter Freeport Dipercepat

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif meminta PT Freeport Indonesia segera menyelesaikan proyek pengolahan dan pemurnian (smelter) baru di Gresik, Jawa Timur, sehingga bisa segera memberi manfaat bagi negara ini.
Hal itu dituturkan Arifin saat melakukan kunjungan kerja ke proyek smelter Freeport kemarin, Selasa (01/09/2020).
"Saya berharap proyek smelter PT Freeport ini bisa segera selesai. Kita akan terus mendorong ini karena jika ini selesai, kita tinggal mendorong industri hilirnya supaya bisa berkembang," ujar Arifin seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM pada Selasa (01/09/2020).
Seperti diketahui, PT Freeport Indonesia sebelumnya meminta penundaan penyelesaian smelter baru ini karena terdampak pandemi Covid-19. Wakil Presiden Direktur Freeport Indonesia Jenpino Ngabdi dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Kamis pekan lalu (27/08/2020) menyampaikan permohonan penundaan penyelesaian pembangunan smelter menjadi 2024 dari rencana semula pada 2023.
Pandemi ini menurutnya telah mengganggu finalisasi kontrak Engineering, Procurement and Construction (EPC). Pasalnya, kontraktor harus melakukan finalisasi biaya dan waktu penyelesaian pembangunan. Namun karena adanya pembatasan mobilitas di negara asal kontraktor, sehingga ini menyulitkan mereka bekerja dengan efektif.
"Akibat dari dampak Covid-19, pencapaian progress masih di bawah target karena kontrak EPC belum bisa difinalisasi oleh EPC kontraktor kami," jelasnya.
Jenpino mengatakan sampai dengan Juli 2020 pembangunan smelter baru mencapai 5,86% dari target 10,5%. Pekerjaan yang sudah diselesaikan adalah Feasibility Study (FS) dan Front End Engineering Design (FEED).
Dia menuturkan, apabila penyelesaian pembangunan smelter tetap ditargetkan pada 2023, kontraktor EPC menyatakan tidak sanggup, sehingga butuh revisi jadwal kembali.
"Kalau kita paksakan penyelesaian pada akhir 2023, kontraktor EPC menyatakan tidak sanggup menyelesaikannya, sehingga butuh revisi jadwal terbaru. Jadi, apabila memungkinan, kami ingin memohon agar diberikan kelonggaran penyelesaian smelter ini hingga 2024," paparnya.
Freeport berencana membangun smelter baru berkapasitas 2 juta ton konsentrat tembaga yang diperkirakan membutuhkan dana hingga US$ 3 miliar (Rp 42 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.000/US$). Ini merupakan smelter kedua Freeport, di mana smelter pertama telah dibangun sejak
1996 bersama dengan Mitsubishi membentuk perusahaan PT Smelting.
Adapun smelter dari PT Smelting ini mengolah dan memurnikan 1 juta ton konsentrat tembaga menjadi 300 ribu ton katoda tembaga per tahun. Smelter ini mengolah 40% dari produksi konsentrat tembaga Freeport.
(wia/wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Freeport Mohon Penundaan Smelter Jadi 2024, DPR Setuju?