
Investasi Stasiun Charger Mobil Listrik Ditargetkan Rp 12 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menargetkan investasi untuk Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) naik menjadi Rp 12 triliun pada 2030 mendatang dari investasi tahun ini sebesar Rp 309 miliar.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pembinaan Pengusahaan Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Hendra Iswahyudi dalam konferensi pers secara virtual pada Selasa (01/09/2020).
Ia mengatakan ini sebagai upaya pemerintah untuk terus mendorong beralihnya kendaraan dari yang mulanya berbasis bahan bakar minyak (BBM) menjadi listrik. Hal ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) No. 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai untuk Transportasi Jalan, di mana ada sekitar 11 kebijakan yang menjadi tanggung jawab 16 kementerian.
"Jadi, road map 2020-2030 kita inginkan ada kenaikan investasi dari Rp 309 miliar jadi Rp 12 triliun pada 2030 untuk membangun 7.000-an SPKLU," tutur Hendra.
Kementerian ESDM menurutnya sudah mengeluarkan peraturan terkait hal ini, yakni Peraturan Menteri ESDM Nomor 13 tahun 2020 tentang Penyediaan Infrastruktur Pengisian Listrik untuk Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai. Namun menurutnya, penyediaan infrastruktur pengisian listrik untuk kendaraan bermotor ini wajib memenuhi ketentuan keselamatan ketenagalistrikan, Tarif Tenaga Listrik, dan Pola Kerjasama dengan PT PLN (Persero).
"Jadi ini semua kolaborasi dari berbagai kementerian lembaga untuk mewujudkan percepatan ini. Terkait ESDM, insentif yang ada di Perpres akan diberikan kepada perusahaan yang menyediakan SPBKLU dan SPKLU, lalu terkait dengan penugasan kepada PLN. PLN bisa gandeng berbagai badan usaha," jelasnya.
Hal senada sebelumnya disampaikan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Rida Mulyana. Menurutnya PLN bsia bekerjasama dengan badan usaha lainnya untuk membangun Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU).
"Kolaborasi dan kerjasama antar pihak yang terkait, baik kami di pemerintahan, PLN selaku operator penyedia listrik, pihak yang membutuhkannya seperti Grab, serta pihak yang bergerak di bidang penyewaan baterainya, rasanya (pertumbuhan SPBKLU) ini bisa lebih cepat," kata Rida seperti dikutip dari keterangan resmi Kementerian ESDM pada Senin (31/08/2020).
Rida sempat mencoba untuk mengendarai motor listrik dan melakukan penukaran baterai melalui SPBKLU yang terpasang di halaman Ditjen Ketenagalistrikan. Selanjutnya, Rida mengambil baterai yang hampir kosong dari motor, melakukan scan barcode di SPBKLU, menaruh baterai di SPBKLU dengan prototype aplikasi yang dibuat oleh Ezyfast.
Lalu dia mengambil baterai yang sudah terisi dari SPBKLU, dan memasangnya kembali ke kendaraan bermotor listrik. Proses penukaran baterainya membutuhkan waktu sekitar tiga hingga lima menit.
Direktur Mega Project PT PLN (Persero) M. Ikhsan Asaad mengatakan kecepatan dan kemudahan penukaran baterai ini menjadi terobosan yang penting dalam pengembangan kendaraan bermotor listrik.
"Salah satu kendala motor listrik adalah charging-nya. Bagaimana kalau listriknya habis? Alhamdulillah hari ini dengan adanya SPBKLU ini jadi memudahkan orang untuk beralih ke kendaraan listrik, sehingga udara Jakarta lebih bersih. Ke depan, kita bisa mengurangi impor BBM kita. Ini juga memudahkan tujuan pemerintah mengurangi emisi dan mempercepat peningkatan kendaraan listrik," tuturnya. (*)
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article ESDM Targetkan Stasiun Charger Mobil Listrik 22.500 Unit