Anggaran Negara Defisit Rp 330 T, Bagaimana Cara Menambalnya?

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
25 August 2020 10:49
Menteri Keuangan Sri Mulyani  (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani (Tangkapan Layar Youtube Kemenkeu RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan realisasi APBN hingga 31 Juli 2020. Terlihat defisit anggaran sudah mencapai Rp 330 triliun atau sekitar 2,01% dari PDB.

Sementara keseimbangan primer tercatat Rp 147,4 triliun yang artinya negara harus berutang untuk membayar utang.

Pendapatan negara pada periode tersebut tercatat negatif 12,4%. "Salah satunya karena semakin banyak masyarakat dan dunia usaha yang memanfaatkan insentif pajak," demikian penjelasan Sri Mulyani, Selasa (25/8/2020).

Konferensi pers APBN KiTa. (Dok: Tangkapan layar Kemenkeu)Foto: Konferensi pers APBN KiTa. (Dok: Tangkapan layar Kemenkeu)



Sementara dari pajak jauh lebih dalam dari perkiraan sehingga mempengaruhi pendapatan negara. "Pajak terkumpul Rp 601,9 triliun. Dari sisi growth dari tahun lalu minus 14,7%. Lebih dalam dari perkiraan," terangnya.

Belanja negara mencapai Rp 1.252,4 triliun atau 45,7% dari target. Belanja negara ini diprioritaskan untuk penanganan Covid-19.

"APBN ada tekanan, penerimaan turun dan belanja naik karena Covid-19 makanya defisit akan sangat besar," kata Sri Mulyani.

Sementara dari sisi pembiayaan (utang baru) sampai Juli 2020 sudah mencapai Rp 503 triliun dan ini pertumbuhannya mencapai 115%.

"Defisit per Juli 2020 mencapai 2,01% terhadap PDB yang dipenuhi melalui pembiayan yang masih on-track," kata Sri Mulyani.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anggaran Pemulihan Ekonomi Sudah Disebar Rp 579 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular